In Poems

Rumah.

Kalau saja ia menjadi rumahku
jadilah bahunya sofa usang yang nyaman tempatku bersandar
dari kakinya mengerak keramik tempatku merebah tanpa sehelai alas
kemudian matanyalah jendela tanpa gorden hingga dunia terlihat seperti dunia
tangan tangannyalah adalah pagar yang menawanku di dalam
lalu aku biarkan terkerat pada dinding-dinding jelmaan telinganya yang menggaungkan setiap kata-kataku.
kalaulah ia menjadi rumahku
takkukatakan aku pulang
karena aku tidak pernah pergi.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Pertemuan

mari membuat pertemuan
yang kesengajaannya tidak disengaja
sesudah bekalmu penuh
dengan jawaban dari pertanyaan yang kuganyang tiap malam.
agar kemudian ranjangku tidak mencibir
perihal angan yang mengingin menjadi mimpi di bawah bantal.
sudahilah perkara
tawa mu yang begitu tawar
sementara hambar bergelayut pada tirai
berikan masa pada massa untuk merasa
tentang nafasmu yang ikut campur pada udaraku.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Desember

lumpur di sepatu
hendak kemana?
aroma selokan berpindah ke kaus kaki
bacin jilbabmu ditampar angin.
dinding pipimu berlubang
pantas saja merembes air matamu
ah itu asin hujan katamu
bekasnya menguning seperti pada langit-langit kamar.
perasaan tidak berkawan dengan pikiran
seperti norma dan nafsu dalam satu kelas
dan akal sebagai guru penengah sedang dinas mengurus jambore katanya.
mengapa kacau,sayang?
ah ingat, kamu kecurian!
desember tahun lalu
kecurian payung!
lumpur di sepatu,
darimana saja?

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Dari luar

dalam mimpi aku melihat ibu
ibu menyamar menjadi pintu
 
di dalam rumah ada fragmen tawa menempel pada ubin yang memantul patutan kita.
di dalam rumah ada sofa yang menyerap pilu yang bertalu pada dada kita.
di dalam rumah ada ranjang yang menerkam rahasia seharian pada kepala kita, mencacahnya sampai kita saling satu.
tapi mungkin aku hanya mengadangada dari ketiadaan yang ada
karena ibu kehilangan kunci
pun aku hanya mengintip dari jendela luar
ke dalam rumah yang masih angkuh untuk merengkuh kita ke dalam.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

sore terakhir yang kita punya

ada lagu yang pekat baunya
serupa ode pada diorama yang kita aktornya
melodinya anyir seperti sore yang kita punya
dalam sore itu larik melarikanmu jauh
sementara aku yang buta nada terbata-bata menikmatinya.
pada do kamu menjelma
dalam re aku menerka
ada saja lagu yang berlaga paling tahu
nadanya sumbang seperti sore kita.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

start!

Bertemu dengan orang-orang asing, yang belum saling mengenal dan menilai. Membicarakan hal-hal yang berbeda, jauh dari obrolan rutinitas perihal kerjaan dan lainnya.
Pergi ke tempat-tempat baru yang tanpa memori tentang apa dan siapapun.
Melepas semua persona, dan menjadi yang sebenarnya.
Sebanyak yang saya bisa, sejauh yang saya mampu, selama yang saya mau.
challenge accepted!

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

#eds Penyala 1

kalau harus menyebutkan dua situasi yang paling saya sukai adalah :
1. Berada di tengah-tengah orang yang penuh inspirasi
2. Berada di tengah-tengah anak-anak yang energinya tidak pernah habis.
Poin yang pertama selalu saya dapatkan ketika meeting bersama Tim Penyala dan anggota Indonesia Mengajar. Mereka adalah contoh nyata bahwa untuk merubah sesuatu tidak cukup dengan sebait dua bait kata-kata manis, motivasi dsb. Tapi haruslah tindakan yang nyata, dan di tengah-tengah kesibukan kegiatan mereka, mereka berhasil melakukan banyak perubahan. Anak muda zaman sekarang tidak etislah kalau hanya nyinyir soal keadaan Indonesia, skeptis sama pemerintahan dan sistem politiknya, kalau aksinya hanya koar2 di sosial media alias nihil. Sudah basi merutuki kegelapan, saatnya menjadi lilin-lilin penerang.
Selain teman-teman pengajar muda, orang-orang penuh inspirasi yang saya kagumi adalah para pengurus karang taruna kel.kebon jeruk. Bang Ipul, mantan preman yang sekarang jadi ketua karang taruna dan bang asep 'kaki tangan' bang ipul. Di saat media menampilkan sisi kriminal warga jakarta apalagi yang berekonomi menengah kebawah, faktanya masih banyak orang-orang seperti bang Asep dan bang Ipul yang rela menghabiskan waktu banyak untuk warga Kebon Baru. Kalau dari kecil saya tinggal di perumahan seperti sekarang, pastilah saya tidak begitu aneh sama orang-orang baik seperti mereka, karena dilingkungan rumah saya sekarang pun banyak orang baik yang bisa saya temui. Tapi melihat lingkungan tempat tinggal bang Asep dkk mengingatkan saya pada lingkungan tempat tinggal saya dulu : pemukiman padat, rumah petak, agak kumuh. Dengan mayoritas warga berpendidikan rendah, berekonomi menengah kebawah, warga di tempat saya tinggal dulu memiliki etika yang lumayan payah. Itulah mengapa saya lumayan kaget juga, dengan kondisi yang mirip dengan lingkungan saya dulu, tapi Alhamdulillah etika warganya jauh berbeda. 
Ngomong-ngomong soal orang penuh inspirasi, tidak melulu orang hebat bisa memberikan inspirasi. Sedikit melenceng, pengalaman saya saat masih kuliah d3, bertemu dengan beberapa orang hebat, berdiskusi, saya merasa terinspirasi? sama sekali tidak, justru terintimidasi iya.haha (entah karena pola pikir saya yang cetek barangkali).
Lingkungan yang kedua pun saya dapatkan ketika kegiatan penyala saban sabtu. Anak-anak Sd ini energinya tidak ada habisnya.
Hari ini saya banyak bermain sama Salsa, Calista,Intan,Dini,Zahra,Saira dll.
Baru pertama kali bertemu, mereka sudah bercerita tentang pacar masing-masing. Hahaha kata mereka 'kalau ga punya pacar ga kece ka' hahaha..Salsa bilang dia sudah pacaran sejak kelas 2 SD. saya mau kaget tapi udah gak kaget juga sih karena memang sudah sering dengar. Lalu Salsa cerita lagi, sama pacar yang sekarang, Orfan, 'baru juga satu tahun ka', ya ampun bikin saya mau ketawa lagi. Saya tidak berpikir macam-macam sih karena 'pacaran' definisi mereka berbeda dengan 'pacaran' definisi umum. Saat saya tanya memang ngapain kalau pacaran, mereka jawab, main, itu pun ramai-ramai. haha mungkin mereka hanya melabeli teman dekat menjadi pacar.
Sebelum pulang Siara bilang " kak minggu depan datang lagi loh, awas kalau sampai engga datang, soalnya seru kalau ada kakak-kakak" how sweet!

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Selingkuh.

Kuselingkuhi Tuhan
dengan memikirkanmu lebih lama
dari pikir untuk berdzikir.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

kosong

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

sebagai pemenang.

"kamu tidak perlu tahu telah sejauh apa aku berlari, kamu hanya harus percaya aku pasti menjajarimu di garis finish".

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

Betapa.

ah betapa aku ingin sekali membaca semua literatur yang telah dan akan kamu baca
lalu menjajaki setiap ranah yang pernah kamu sambangi
berinteraksi dengan setiap pemilik warung tempatmu membeli nasi
menyapa tukang becak pada ujung gang tempatmu tinggal
menyerap semua musik yang menemanimu mengerjakan tugas
mencicipi kudapan andalanmu kala harus tidur larut atau pagi
menggunakan kosakatamu pada komunikasiku
melebur, mengaburkan aku dan membiarkan kamu.

menakar-nakar masihkah aku akan suka.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Kenangan itu seperti rayap.

Tahukah?
Otakmu pencipta bukan perekam
ia menciptakan kenangan sedemikian
untuk menciptakan dusta baru
agar kamu tidak maju.

beruntung hatimu pemaaf
ia maafkan kealpaan akalmu
saat satir menyetir hidupmu

sayang, masa depanmu tengah digerogoti rayap
dikiranya kamu kayu pintu tak berumah.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Thought

Berbahagialah!

Pernahkah saya bercerita tentang teman  yang suka pada pandangan pertama dengan seorang gadis? Mereka bertemu saat keduanya mengikuti kegiatan volunteer dari kantor. Temanku ini, laki-laki jawa hampir kepala tiga yang gagal menikah setahun yang lalu.
Terlepas dari perawakannya yang agak besar dan logat surabayanya yang agak 'keras' bagi yang belum terbiasa, dia adalah orang yang baik dan mengayomi.

 Gadis itu adalah S2 lulusan Malaysia, kalaupun cantik itu relatif, saya yakin banyak yang setuju dia memang cantik. Bicaranya cerdas dan menyenangkan. Usianya hanya berbeda satu tahun dengan saya.
Awalnya kami menyangka, 'naksir-naksiran' temanku ini hanya buat candaan kami saja. Ternyata, setelah mengobrol selama perjalanan pulang bersama, dan berlanjut setelahnya. Gadis ini menerima cinta temanku. Kaget? tanpa bermaksud menyinggung perasaan siapapun, saya pastikan banyak yang terheran-heran.Yang lebih mengagetkan lagi, hanya selang beberapa minggu mereka resmi pacaran, sudah tersebar rencana pernikahan mereka. Tanggal sudah ditentukan, perkenalan keluarga pun sudah, disusul langsung orang tua gadis ini oleh temanku. Temanku bahagia bukan main, wajahnya berseri-seri setiap hari. Di'pamer'kannya gadisnya di lantai tempatku berkerja. Dia senang, kami turut senang.

Tapi sekali lagi, Manusia yang berencana ,Tuhan yang punya kuasa. Tiba-tiba saya dikabari , dia (lagi-lagi) batal menikah. Saya belum tahu detailnya karena tidak ingin mengusik temanku dulu, tapi yang jelas dari cerita singkatnya, saya tahu, ia ditinggalkan gadis itu (tanpa maksud mengadili, karena saya memang tidak tahu alasan-alasan dibalik itu).
Temanku sedih, kami semua turut sedih.

Tapi selang beberapa minggu kemudian, saya sudah bisa melihat senyumnya lagi.

Saya pernah sedih sampai berjalan pun hanya ingin menunduk.  Kemudian yang saya lihat hanyalah jalanan yang berlubang atau selokan. Padahal kalau saya mengangkat wajah sedikit saja, saya bisa melihat anak kecil yang berkejaran dengan ibunya sambil disuapi, atau putri yang digendong ayahnnya sambil tertawa, lalu kalau saja saya mengangkat lebih tinggi sedikit, saya bisa melihat warna biru yang berpedar-pedar bersama jingga, dan gumpalan putih seperti kapas ; Langit!
Semua keindahan itu tidak akan saya lihat kalau selamanya melihat kebawah.

Dalam hidup , Allah selalu punya cara unik dalam 'mendidik' umatnya hingga semua mendapatkan yang terbaik.

Saya pernah 'ngotot' mempertahankan suatu hal, nyatanya 'lepas' juga.
Sampai kini pun saya masih sok tahu yang terbaik padahal saya tidak tahu apa-apa.

Kalaupun saya belum paham mengapa ini-itu harus saya alami, artinya akal saya yang belum sampai kesana. Saya hanya harus menyakini kalau apapun itu memang yang terbaik untuk saya.


Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

sampah.

cintanya gadis itu..
seperti memaksa matahari pada malam, menyalahi aturan.
tapi duhai para gelandang yang sudah ada sebelum azan
titiplah ini
selipkan pada sampah-sampah busuk yang tidak menarik minatmu
kemudian gadis itu mengoyak dadanya, merogoh hati yang ternyata tidak ada.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

dihantui diri sendiri.

jangan menilai
kami bukan kertas ujian
kamu mungkin benar
tapi belum pasti dapat membenarkan

jangan sok tahu
kami mungkin kurang ilmu
tapi kamu bukan guru
bahkan untuk dirimu sendiri

jangan senyam-senyum
kami jengah kamu belagak sok mafhum
kami gerah dan tidak dapat maklum
hati kami memang kerdil
hati kamu malah tidak ada,

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

selamat malam-selamat tinggal.

Pada malam terakhir
tidak peduli sabit atau penuh
senyap atau bingar
selepas pukul sepuluh
kesadaran kadang penuh selepas satu atau dua
karena topeng malu dan akal sudah luruh dibalik bantal
jadilah kita nafsu-nafsu yang gemar bicara

Tapi ini malam terakhir
rasa-rasa sudah terbang terbawa angin
itupun kalau sempat ada

saya ingin tertawa
untuk kita.
lalu saya ingin mencibir
tapi kemudian

saya hendak berpamitan
sudah tidak berakal
sudah tidak punya malu
sudah tidak berasa

Karena ini malam terakhir.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Kepada Rinai

kaki tidak lagi bisa menari
musiknya mati dia pergi
rinai, kamu tidak perlu datang lagi.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

kepada angin

Angin,
maafkan mereka yang
menitipkan rindu seenaknya
seolah kau tidak ada kerjaan lain
mereka tidak punya nyali.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Tanami Bunga lain.

mereka cinta berkebun
bibitnya ditanam pada hati pemuda
disirami keringat buruh pabrik
pakai tanah-tanah keriput tukang becak
lalu tutupi dasi kacung-kacung pt

benihnya berlabel manis
tumbuhnya bunga apatis

arwah pahlawan gentayangan
membisikan kelimat yang sama
jangan mau jadi taman tikus.




Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Thought

Hidup ini tidak adil

karena kalau hidup ini adil, kita belum cukup pantas untuk hal-hal yang telah kita miliki sekarang.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

kalau kita harus berpisah

kalau kita harus berpisah
aku ingin berpisah dengan caraku
kamu harus melunasi semua tanda tanya pada kalimat-kalimatku
mengubah koma menjadi titik dan menambahkan epilog
epilog kita berisi tentang bagaimana kamu dan aku
sama- sama sukses dan bahagia
lalu kita bertemu lagi hanya untuk saling menertawakan kekonyolan
masing-masing pada bagian prolog kita.

kalau kita harus berpisah
kamu harus pastikan aku telah siap
meski tidak pernah ada waktu yang tepat untuk perpisahan,bukan?
Bagaimana kalau begini saja,
kita berpisah,karna kamu harus meneruskan pendidikanmu di german,
dan aku mendapat beasiswa di belanda.
dan kita terlalu sibuk dengan urusan masing-masing
dan bertemu orang yang tepat disana
adil bukan?

tapi, kalau kita harus berpisah
kita harus memastikan masing-masing dari kita
telah kehabisan perasaan
jangan sampai ada yang tertinggal dan harus menanganinya sendirian
karna kita dua orang yang bertanggung jawab
kita harus saling membantu dalam perpisahan
dan memastikan tiap pihak baik-baik saja

kalau kita harus berpisah
entah mengapa aku menyukai kata kalau pada kalimat itu
dan bisa tidak jangan kamu hapus dulu.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Thought

Things I learned from "Tuesday With Morrie"

Ada banyak pemikiran baik yang bisa dipetik dari buku "Tuesday With Morrie", tapi ada satu-dua hal yang paling berkesan buat saya.

"Pertama, berhenti menyalahkan dan menyesali diri sendiri atas apa yang tidak kamu lakukan, kemudian maafkan dirimu.."

Banyak yang harusnya saya lakukan dulu tapi tidak saya 'tengok sama sekali', kemudian menyesal (klise).Tapi dengan bertindak tidak adil pada diri saya sekarang, akan membuat penyesalan baru pada diri saya di masa depan.

"Berubahlah, bahkan sampai kelak kamu tua dan mau meninggal dunia, kamu masih memiliki kesempatan untuk terus berubah.."

Masih bisa berubah, masih ada waktu, Alhamdulillah.


-Ulfa Sekar Langit

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

aku pesan satu kuburan dalam kepalamu

apa wangi kuburan dalam kepalamu?
mereka tenang atau menjadi hantu?
kamu ketakutan atau malah gemar melayat?

namanya kenangan

wanginya melati atau stroberi?

aku sudah minum obat tidur tadi sore
sudah menyetrika seprai serta membawa selimut baru
malam ini aku menginap dalam kepalamu
sudah kamu gali tanahnya?
dikuburan mana,kamu akan menidurkanku?

aku ingin menjadi hantu
lalu kamu gentar dan gemetar

aku ingin wangi stroberi.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

A smile and A ribbon

A smile is something special,
A ribbon is something rare,
So I'll be special and I'll be rare with a smile and a ribbon in my hair.
To be a girl they notice,


Takes more than a fancy dress,
So I'll be noticed because I'll dress with a smile and a ribbon in my tresses...
The bigger my toothy grin is, the smaller my troubles grow
The louder I say I'm happy, the more I believe it's so



So I'll have that extra something,
Because I know what to wear.
So I'll be special and I'll be rare.
I'll be something beyond compare.
I'll be noticed because I'll wear a smile and a ribbon in my hair

(Patience and Prudence)


cute song, right?

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Cikarang Sabtu Malam

1. 

Rumput pada taman tengah jalan tadi bercerita
ada pemuda yang sedang menipu dan pemudi yang senang ditipu
mengawang tentang pelaminan sambil membuang kulit kacang
mimpi diproyeksi pada sebatang jagung bakar

2.
Penjual jagung bakar masih kakek dan nenek yang sama
yang giginya tinggal dua dan hinggap di depan pasar
dalam ingatan mereka tidak pernah muda
selalu menjadi kakek dan nenek
yang senyumnya segetir abu hitam sisa bakaran jagung
yang terbawa angin

3.
Angin tidak meniupkan apa-apa malam ini
Ia panas dan dingin dalam sewaktu
Ia memaki pejalan kaki yang kebanyakan tertawa
Ia menyumpahi pengendara yang salah kaprah dengan klakson

4. 
Embun dipeluk plastik dan sisa-sisa batang rokok
berseragam oranye sibuk menuntaskan pagi-pagi
ribuan sampah dan serapah sisa semalam.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

kalimalang

matamu menggenang,
kenangan mana yg lupa mengembalikanmu pulang,
sayang?
apakah hamparan buah timun suri di sebrang lio
ataukah aroma kuat hair tonik pada ruang cukur?
berjalanlah terus
jika tidak ingin pulang,
sayang.

Read More

Share Tweet Pin It +1

2 Comments

In Poems

saya tidak suka kita saling suka : jemu

saya tidak suka bunyi huruf-huruf yang saya ketik
tik tik pelan
dihapus cepat olehmu 
menjadi tiktiktik 
tanpa jeda.

saya tidak suka bunyi jeda yang kamu letakan begitu lama
karena tidak saya kenali
karena tidak berbunyi
jemu.

kamu tidak suka bunyi saya menganggu jedamu
kamu inginkan jedamu tetap ada
kamu beri makan, kamu pelihara sampai dewasa
tingginya menjadi jarak antara kata pertama kita dan titik penutup
jemu.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Selamat Tinggal

katamu 
jangan memberikan selamat sambil meninggalkan

ketimbang
tetap tinggal tapi tidak selamat

atau 
apa?

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

kota sedang mendung

jangan menghapus kami

tulisan-tulisan lama atau baru berderit-derit
menarik perhatian
mereka seketika menjadi cerewet saat kota mendung begini

memang saat sedang mendung 
saya suka menghapus mereka, mereka bau dan kotor
mungkin karena pikiran saya sedang busuk saat menulisnya
lalu saat saya waras, saya jijik
saya ingin menghapus mereka, sebagian atau semua

tapi mereka berdecit-decit, bawel benar!
ingin saya hajar dengan rotan yang biasa dipakai ayah meng(h)ajar saya dulu
kalau sudah saya gertak
mereka menciut
bersembunyi pada koma atau titik atau bahkan spasi
nyali mereka sebesar kelingking saja

tapi lalu saya kehilangan mereka
hingga tinggal koma atau titik atau hanya spasi
sisanya ruang ruang kosong yang dulu ditinggali

Mungkin mereka bosan jika setiap kota mendung
saya hapusi saya sesali

hati saya yang kecil menciut
hati saya lebih kecil dari kelingking.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

mamak masih menunggu?

mamak saya menunggu
di dalam kabel telepon dia ketiduran
kamu mengganggu
tapi tetap saya utamakan

begitulah kalau bodoh, bodohnya kebangetan

mamak bertanya
masih ingat tidak potongan coklat yang keluar dari astor kiloan
menempel pada ujung plastik karungan
kamu jilat-jilat?
saya ingat 
tapi ferrero rochermu menggiurkan

begitulah kalau bodoh, bodohnya kebangetan

mamak saya mengaku-ngaku linu
memaksa saya bertemu
tapi kamu mengaku-ngaku cinta
saya bilang, mak nanti dulu

memang bodoh,

mamak saya menunggu
di dalam pesan-pesan singkat dia bersedekap





Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

kapan pulang?

Ia merindukanmu,
terlebih-lebih dahimu
Ingin ia ciumi lama
lama sekalii

tapi kamu sedang pergi jauh
jauh sekalii

mungkin hidupmu sedang baik
baik sekalii

kata sajadah subuh tadi.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

yang paling dekat

aku cemburu

bahkan dari urat nadi ia lebih dekat
terselungkup diranjangmu 
mengapa begitu akrab?

pada kematian yang sejengkal napasmu
aku cemburu.




Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

'Miskin'

Ibu saya lapar

gemerincing gelang-gelang berbenturan
tangannya bergoyang sedikit, bunyinya berisik

Ibu saya kepingin nasi

jemarinya keriput cincinnya mengerut
berapa troy?

ibu tidak ada uang nak

tapi emas-emas berdenting dari leher terantuk dada


Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

sekali dalam sebulan

anak kecil
beraroma sabun anti bakteri
bedak cemong dari dahi hingga pipi
bajunya berenda, rambutnya berpita
renda murah, pita murah
berlari
menunggui pada pinggir jalan
menunggui bunyi motor yang paling dihapal
katanya sebulan sekali
hari itu hari sekalinya dalam sebulan
langit telah gelap
birunya biru yang dalam
anak kecil
senyumnya belum hilang
dadanya masih berdebar
menunggui bunyi motor yang paling dihapal
menunggui ayahnya pulang
dari sisian jalan.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

kita hanya korban.

Dear dy,

Kita tidak dilahirkan untuk saling membenci. Meskipun saat kecil dulu kita saling mendorong untuk sebuah perhatian, saling membuat menangis untuk memenangkan ego anak kecil, tapi saya tahu hanya kamu yang pernah mau menyembunyikan saya di kolong tempat tidur untuk mencegah saya pulang. Dy, kita tidak diciptakan untuk saling membenci. Tapi disinilah kita sekarang, untuk saling menoleh kita bahkan merasa perlu saling menyumpahi dulu, meski topeng kita sama-sama tebal hingga tidak ada yang dapat tahu.

Dy, masih ingatkah saat dulu kita memperagakan orang dewasa? bahkan dengan konyol kamu peragakan seorang suami, ayah, sementara saya menjadi istri, ibu. Dulu di salah satu kamar di masa lalu, kita kunci dari dalam, suaramu diberat-beratkan. Dy, semuanya jadi memalukan jika diingat-ingat lagi kini, dan menjadi memilukan jika melihat keadaan kita sekarang. 
Dy, kamu selalu menjadi orang pertama yang saya cari ketika 'pulang', kita bisa bermain sampai malam, sampai harus dipisahkan orang tua kita, orang tua saya yang dulu kamu anggap orang tuamu juga.

Kamu telah beranjak dewasa kini, begitu pula saya yang memang lebih tua beberapa tahun darimu. Tapi kini kita jauh lebih konyol. kita saling membenci.
Dy, tahukah saya selalu ingin menjadikanmu seorang adik.
tapi katamu, mereka bilang : 'teh, kita berdua diciptakan untuk saling membenci'. 
padahal,kamu bahkan masih memanggil saya dengan sebutan 'teteh'.



Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

untuk kemarin yang indah

pada malam-malam kesekian
memeluk kemarin yang menyisakan halu si na si
halu si na si tidak mengadakan apa-apa selain 
pilu yang kian jadi.
pelukanmu pada kemarin ;
erat-hangat-retak-remuk-berjatuhan
menjadi denting denting pada ubin yang dingin

pada ubin yang kian dingin
matamu berkaca-kaca
pada ubin yang terlalu kusam untuk berkaca
matamu menjadi dingin

pada kemarin yang terlepas dari pelukanmu
kamu memeluk angin sampai kembung

pada kemarin yang tidak datang lagi
kamu menyusul
berjalan mundur.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Fiction

Waktu Kepergian

Dia berangkat nanti malam. Dia memberitahukannya padaku selintas melalui telepon, bukan berpamitan, hanya memberitahukan secara selintas. Maka aku pun tidak merasa perlu untuk memberikan salam perpisahan atau pelepasan. Ucapan sampai bertemu lagi yang akan menjadi klise untuk kita berdua tidak kuizinkan keluar dari mulutku, melainkan hanya 'hm..oke' untuk merespon kabar kepergiannya nanti malam.
Mungkin sama seperti sepuluh tahun yang lalu saat kita mengenal tanpa prosesi perkenalan yang biasa. 

Kita berdua sama-sama tidak menyukai basa-basi, jadi saat dia menyikut tanganku tidak sengaja dan aku membalasnya dengan melemparinya kerikil yang kutemukan di kakiku, itulah cara kita saling berkenalan.
Mungkin dulu kita telah banyak sekali tertawa bersama, itulah mengapa di dunia yang adil ini, kini saatnya kita untuk sama-sama menangis (bukan menangis bersama).
Kita menangisi banyak hal, hingga hal-hal yang dulu kita tertawakan.

Seperti saat dulu kita sama-sama menertawakan gadis putih pindahan Bandung yang terjatuh saat rokknya tersangkut sepedah, kini dia menangisi gadis putih itu yang menikah dengan teman sekelas, ternyata dia menyukainya sejak pertama kali menertawakannya. Dia menangisinya, dan aku ikut menangis bersamanya. 

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Fiction

Kakakku yang Pemberani

kamu yang mengayuh sepedahnya, aku yang memegangi ujung kausmu sambil bernyanyi. Di sela laguku aku sempat bertanya
'lalu kita tidur dimana ?'
di sela kayuhan dan isakanmu, kamu sempat menjawab
'mungkin di masjid'

Aku meneruskan laguku, tanganku tetap memegangi ujung kausmu, kayuhanmu memelan. Apakah kamu sudah letih atau karna sedang berduka, aku tidak yakin. Tapi dari arah kayuhan sepedahmu yang tidak menentu, sepertinya kamu tidak tahu akan membawaku kemana, membawa kita pada siapa.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

Aromanya seperti teh hijau

kemarin pagi, saat berjalan-jalan ada bapak dengan seragam abri yang melintas dari depan
menyapa sebentar, katanya 'senyum terus dek dari ujung jalan'

kalau yang ada di kepala ini beraroma
pastilah pikiran yang membuatku tersenyum wangi sekali
mungkin seperti wangi roti yang baru keluar dari pemanggang
hangat dan manis

kemarin siang saat mendengar teman hendak melamar pacarnya
turut tertawa kegirangan, euforianya menyebar.
mungkin seperti wangi mawar yang terbawa angin pagi-pagi
cantik yang mencolok

sampai nanti
semoga tidak ada wangi yang membuat kita harus menahan napas.


update: kalau sedang memikirkan keuntungan dari ide yg baru sj terlintas, wanginya mungkin seperti jeruk lemon yang digantung dikipas angin : segaaaarr! hahaha.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Derai

kamu itu lucu
dari hujan yang tidak ada
tapi merasakan basahnya.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Sudah.

Bertapa kita sungguh membosankan
lihatlah! 
kita telah ditinggalkan
oleh nasib yang namanya baik.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Menganggu tidur

Ada kembang api
perciknya sampai ke atas tempat tidur kami
menjalari seprai
membakar tubuh koma kami

Ada kembang api
yang tidak layu-layu

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Selamat Tidur

Selamat  tidur tuan epilog.
Letakmu masih sama disana tidak bergeser sesentipun. 
malam ini bahkan kamu patenkan posisimu, baiklah tidak akan saya gubris tuan epilog yang baik. Karena saya tahu harimu sedang berat, jemarimu bahkan gemetar saat mengepal.
Kamu pun,tuan, kekurangan banyak oksigen, saya tahu wajahmu yang kurang darah. Darahmu lupa mengantarkan bijih-bijih O2 hingga kamu mencarinya melalui mulutmu yang terbuka, padahal tuan, udara luar sedang kotor-kotornya, dan rongga mulutmu tidak ada penyaringnya. 

Dan tuan, apakah matahari sedang begitu silau bagimu? itukah alasan tuan pejamkan mata dari hitungan sebelum satu hingga setelah seribu yang saya lafalkan dalam hati. ah tuan pasti tidak menyangka saya keranjingan menghitungnya. Karena tuan, tiap hitungannya saya pun menujukan pada sistem yang sedang bekerja pada otak saya. Misalnya hitungan sebelum pertama saya memutuskan untuk segera memutuskan kemudian pada hitungan sebelum kedua saya memutuskan untuk menunda mengambil keputusan, begitu seterusnya sampai hitungan setelah seribu. Sampai mata tuan tidak lagi merasa silau.
Tuan, tahukah apa yang di eja otak saya setelah hitungan keseribu?

S e l a m a t  T i d u r.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Kata comberan

huruf-huruf lugu
a masih a, b masih b
ditelan serampangan
mengalir seperti comberan
a memaki b menyumpah
kasihan.
"jika digabungkan dapat menyakiti sesama,ucapkan huruf-huruf saja, a b c d e f.."

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Mimpi

ada anak kecil yang sedang merakit tangga kayu
tangannya mengepal palu, jemarinya menjepit paku
berbunyi tuk tuk ,pelan bersahutan

ada anak kecil yang masih memalu
menambah kayu , menambah paku

hitungan detik berjutaan
hitungan hari beratusan

ada orang tua bersungut-sungut 
'berhentilah, kamu menganggu tidurku'
ada orang tua berderai derai
'tidak ada gunanya nak'

ada anak kecil yang tidak mau tahu

hitungan detik bermilyaran
hitungan hari berribuan

ada tangga kayu yang mengintip dari bumi
menyembul pada sela awan yang lembut
menjulang sampai ke langit

ada anak kecil yang berhenti memalu
ada anak kecil yang menaiki tangga kayu
ada anak kecil yang sampai ke langit

ada orang tua yang sedang malu.


Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

lalu apa jawabannya?

siapa suruh kamu membaca buku panduan yang salah
siapa suruh kamu percaya dengan dasar mayoritas
mayoritas bermakna kebanyakan bukan kebenaran
kini kamu telah menjadi orang kebanyakan
yang tidak juga menjadikanmu orang yang benar
lalu akalmu kelimpungan menentukan benar salah
sementara keinginan tahu menjadikanmu gelagapan

masih ada lemari untukmu bersembunyi
masih ada sepatu untukmu berlari
mungkin saja jawabannya ada pada sisian jalan yang kamu lalui
atau pada getir yang kamu salah tafsirkan melulu

keingintahuan membelesak tak karuan

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

mencari tanggalan

kalender mana yang menunjukan tanggal baik untuk menyerah?

apakah legi apakah pahing apakah kliwon?
ataukah landep ataukah wukir ataukah galungan?
mungkinkah sapar mungkinkah rejeb mungkinkah sela?

orang pintar mana yang tahu, kapan baiknya harus menyerah?

ada dimana titik ku?

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

padahal harusnya turut gembira

Kadang ada kabar gembira yang membuat sedih, ada hiruk pikuk yang membuat sepi

kamu masih membenarkan tali sepatu sementara yang lain telah berlari
apakah kompasmu masih berfungsi saat arahmu berlawanan?
atau kompas mereka yang tidak lagi benar?

pagi tadi ada kabar gembira yang meletakan sendu
mungkin kamu hanya lupa dimana menaruh tawa
atau mungkin sedang mereka pinjam untuk gempita yang tidak bisa kamu rasakan
sampai habis

kamu berakhir pada kemungkinan kemungkinan 
lalu menyerah pada ketidakmungkinan.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

pada teras rumah

pertanyaanmu perihal langit menjadi putih
adalah rahasiaku

mari kuberitahu rahasia,
kalau potongan senja ini sedang kukumpulkan dalam stoples kaca
agar nanti dapat kita nikmati di teras rumah

sesederhana itu saja.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Perkara

ada lembaran kertas yang isinya angka-angka dan foto pahlawan yang bisa membuat kesal
ada ada saja.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Sepandangan

Dari anak tangga yang pertama, aku bisa melihatmu gelagapan mencari-cari alat makan, lalu kamu tarik kursi pertama yang biasa disenderkan pada dinding, kali ini kamu biarkan menggantung, dan punggungmu menjadi canggung. Di hadapanmu ada meja kosong dan di kepalamu ada sampah yang mulai busuk. Aromanya dapat kucium bahkan dari anak tangga yang pertama.

Dari anak tangga yang kedua. Segelas gemetar ditanganmu yang tremor. (Mungkinkah hatimu bisa juga lelah padahal sudah mati dari dulu?). Airnya masuk ke dalam saku kemejamu, merembes ke dalam jiwamu yang berlubang sementara kerongkonganmu tetap kering. Kalau kamu salahkan gelasnya artinya kamu bersungguh-sungguh ingin membuatku tertawa, bahkan dari anak tangga yang kedua.

Ada gerimis di luar yang tersangkut pada helaian rambutmu.


Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Melantur

aku ingin menerbangkanmu dengan sajakku
sampai tanah berjinjit demi merengkuhmu

tapi mungkin aku melantur

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Kapital-isme

Huruf Besar huruf kecil

Kamulah Huruf Besar
akulah huruf kecil

Kamulah pengawal kalimat
akulah sebelum titik

Kamulah subject
akulah object

Tidak apalah
selama kita ada pada kalimat yang sama.




Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Fiction

Dari Balik Jendela Kamar

kegemaranmu menari ketika bermain hujan itu yang membuatku malas memandang yang lain, katamu kamu sedang berkomunikasi dengan air dari langit itu, kadang imajinasimu kelewat tinggi hingga tak terjangkau logikaku. Tapi melihat gigi kelinci itu tampak tiap kali kamu tersenyum lebar, kusampaikan terima kasih banyak pada imajinasi-imajinasimu itu.

Lalu rambut ikal sebahumu itu basah tak karuan, kamu yang memang lebih suka menyisir dengan jemari ketimbang sisir betulan, suka kesal sendiri kalau ada rambut yang terikat satu sama lain saking kusutnya, lalu dahimu mengerut, bibirmu cemberut. aku bahkan bisa terpingkal-pingkal dibuatmu yang sedang begitu.

Kalau aku sedang tertawa tanpa sadar begitu, dengan sigap kamu melempar sumpit rambut yang kamu sangkutkan pada telingamu, dan selalu saja pas mengenai dahiku. Maka bergantianlah kamu yang tertawa. Yang selalu membuatku heran adalah, mata bulatmu yang menyipit saat tertawa, bagaimana bisa mata sebesar itu menjadi segaris saat kamu tertawa?. Matamu yang suka melotot tiap kali aku iseng meledek warna kulitmu.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Gunting-Batu-Kertas

Tanganmu: Batu!
Nasib        : Kertas!

Nasib membungkusmu kelewat rapat sampai jantungmu kesulitan memompa.

Tanganmu:Gunting!
Nasib        : Batu!

Kamu mencoba melawan, guntingmu patah duluan.

Tanganmu: Kertas!
Nasib       : Gunting!

Nasib menghabisimu sampai serpihan, kamu tak berkutik sendirian.

Tanganmu: Batu!
Nasib        : Gunting!

kamu pukuli nasib habis habisan, remuk sebagian, remuk keseluruhan.

Tanganmu: Kertas!
Nasib        : Batu!

Kamu uleni nasib macam adonan, tidak menyatu nyatu minta dibuang.

Tanganmu: Gunting!
Nasib       : Kertas!

Habislah sudah kamu cacah  tanpa kasihan.

Tanganmu : Batu/Gunting/Kertas!
Nasib         : Batu/Gunting/Kertas!

pada akhirnya, pada dasarnya, pada kenyataanya
kalian berkawan-kawan juga.
Nasib telah digariskan pada telapak tanganmu
selain saling menerima, kalian bisa apa?
'akur-akurlah!', kata mereka yang telah dulu cari ribut dengan nasib.


Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Lebaran Tahun Ini

bagaimana bisa ada yang memuja luka sedemikian rupa..

Opor ayam dan ketupat adalah santapan lumrah kala lebaran tiba, tapi bahkan untuk memintanya lidahnya mendadak kelu. Kelu karena sudah Ia duga jawabannya. Bukan perihal ketiadaan uang untuk sekedar membeli ayam berapa potong atau beras yang dibungkus daun kelapa sedemikian rupa. 
Bahkan pemujaan luka tidak dihentikan sejenak oleh momen lebaran kali ini.

bagaimana bisa ada yang setega itu merajuti hina pada hatinya sendiri

Setelah Ia tinggikan intonasi , ia nanarkan tatapan ke satu mata yang paling lemah, yang ia tahu tidak punya daya yang tersisa. Itulah wujud nista yang membungkus dosa dengan nada nada tinggi penuh emosi. Mungkin pahamnya adalah marah dulu sebelum dimarahi. Salahi dulu sebelum disalahi. Maka pada mata yang basah itu Ia hunus luka sampai ke dalam dalam. 

Adalah mati rasa, tingkat tertinggi dari sakit hati.

Maka setelah sekian lama pengecut itu mati, Ia lahirkan kembali. Ia ikut menatap yang tidak berani membalas, Ia ikut berteriak sampai urat lehernya terlihat. Tidak takut barang sedikitpun. Kata Anjing ia gumamkan dalam hati, hanya karena ada norma yang menahannya. Telah bertahun-tahun ia berpura pura, selama itu ia biarkan bidadarinya memuja luka.

Padahal bulan suci kesukaan Tuhan

Ia telan ludah berkali kali,rasanya  seperti obat yang telah habis masa pakainya. Bahkan detak jantungnya kentara seperti melompat lompat saking kencangnya. Ketika barisan kata-kata itu terefleksi melalui kacamata plusnya, Ia menarik diri, masih ada ratusan luka yang harus ia nikmati nyatanya.

Mungkin inilah perpisahan terindah yang aku tahu.

mungkin suatu waktu aku memanggilmu karena ada perlu
mungkin suatu waktu kamu menghubungiku karena malu
mungkin suatu waktu kamu tergelatak di pinggir jalan dan aku tidak lagi mau tahu.

padahal esok hari raya idul fitri.


Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

so goodbye.



taken from 'Surat Panjang Tentang Jarak Kita Yang Jutaan Tahun Cahaya'

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Di dalam buku yang belum tamat kau baca

kalaupun aku pergi nanti
tidak ada yang ditinggalkan dari cerita ini
karena aku bersembunyi di daftar isi
pada bagian titik titik yang tidak kamu perhatikan
pastilah tidak kamu ketahui berapa jumlahku

kalaupun aku berpindah satu halaman
adalah pada lembar ucapan terima kasih
tersimpan pada kata 'dan lain-lain'
pastilah tidak kamu ketahui namaku

lalu aku melompat ke bagian prolog
tempatku di masa lalu
hanya dilihat mereka yang tidak tahu cara maju
pastilah tidak kamu ingat ceritaku

lalu aku berlarian ke kisah utama
kadang ku disudut bawah atau atas
kamu lihat sambil lalu
tapi kamu pakai pembatas buku,
tak perlulah kamu tahu,
aku yang sedang menjadi nomor halaman.


aku terjun bebas ke epilog
tapi kepalang kamu tutup bukuku
padahal telah kupaksa penulisnya
menuliskan 'bahagia selama-lamanya kamu dan aku
macam dogeng yang pandai menipu


disana telah kamu ambil buku baru.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

because of sotoy :))

ini hal yang paling konyol yang pernah saya tulis, beberapa waktu lalu seseorang yang saya kagumi 'terlihat' bermain harmonika, tanpa pikir panjang saya beli harmonika abal-abal dan berniat belajar agar bisa juga. setelah mencari tutorial seharian, saya mulai 'gerah' , akhirnya saya iseng mengirim email pada orang tsbt menanyakan tutorial yang mudah untuk pemula. Hanya selang beberapa menit email saya dibalas, whoaa! tapi saya langsung tertawa saat membacanya, lebih karena malu.

kira-kira begini balasannya : 
" hai ulfa, saya tidak bermain harmonika, ini mainan anak-anak, Kazoo ;)"

:)))

note :padahal antara Kazoo dan harmonika bentuknya jauh berbeda, well, salahkan kualitas video yang saya download yang membuatnya terlihat mirip *tetep*.



*nasib harmonika ecek-ecek yang kini terbengkalai*

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Rajam

berikan batunya
biar kulempari sendiri sampai mati

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

Rindu

malam ini, mari bertemu
di mimpimu atau di mimpiku
di mana saja boleh asal bertemu.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

Tidak Penting Sama Sekali, sih.

Minggu lalu, saya membaca sembari sedia google translate di tangan, pikir saya untuk mengartikan kata2 yang belum saya tahu, lalu bisa saya simpan di phrasebook, jadi bisa dibaca ulang sewaktu waktu. Tapi mungkin hal ini bodoh sekali bagi sebagian orang, termasuk dirinya, saat tahu ia malah tertawa terbahak-bahak. Katanya saya bodoh. Mungkin dia saking pintarnya lupa kalau kata-kata yang dia ucapkan dapat terekam jelas di otak dan membuat kapok di kemudian hari. Lalu kita berbincang bincang sementara respect saya sudah hilang entah kemana. Saya tidak membencinya karena hal ini, hal ini terlalu remeh untuk membuat saya menyimpan hal negatif dalam hati. Tapi ampuh sih membuat saya tidak berminat berbincang-bincang dengannya kalau tidak penting-penting amat.

Kemarin saat training tentang komunikasi, jadi ingat saya tentang salah satu kebutuhan manusia terhadap manusia lainnya : kebutuhan menjaga harga diri. Maksudnya saat berkomunikasi dengan orang lain, tetaplah berusaha menjaga harga dirinya sekalipun dia salah, dengan tidak mencela dan menjatuhkannya, karna apabila kebutuhan yang satu ini tidak terpenuhi, jangan harap pesan yang sebenarnya ingin kita sampaikan dapat diterima dengan baik olehnya.

yah kita bisa saja dikecewakan oleh siapa saja, tapi ingat satu kalimat yang selalu saya ulang ketika menghadapi hal yang menyebalkan :
             
                   "Anda tidak cukup penting untuk membuat saya marah dan berlaku kasar".

terima kasih.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Sinting!

hai sinting,
berapa kepik yang sudah kamu telan?
pantas wajahmu bersinar dari dalam
euphoria apa yang menyerap di setiap pori porimu itu?
kamu gempita seperti cahaya di diskotik murahan.

halo waras,
kata kata berlarian di matamu
berjejalan di sisi sisi saraf otakmu
kamu kunyah kertas yang telah ditulisi
harapan
ha ha. 

hai sinting,
ketimbang bermimpi untuk terbang, tak kesampaian
lalu bernafaskan Mary Jane,
mari kuajarkan meramu mimpi tanpa efek intoksikasi
gumpalan di kepala itu ada fungsinya

halo waras,
ketimbang tersandung-sandung logikamu..

hai sinting,

halo waras,
aku belum selesai!

hai sinting,
berapa hari yang masih kamu miliki?
perlu banyak jam menyadarkan si bebal begini
coba kamu tanya pada cimengmu itu

hai waras,
Marijuana tidak memberitahuku perihal itu
kamu mulai sinting!

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

malam tanpa jeda

Dimana satu malam saja tanpa jeda?
tanpa melewati satu mili second pun untuk berkata "Ya".

Published with Blogger-droid v2.0.10

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

50:50

adakah tempat yang sangat ingin ditinggali sekaligus ditinggalkan?

aroma cat minyak masih kentara benar
tidak semua duka harus sebegitu tercium

ibu menempelkan tawa pada dinding yang mulai retak
tawa menyelinap, menyusup ke rumah tetangga.

ayah menanami kebun pada hati masing masing penghuni
bunga palsu yang dibelinya di ujung jalan
menancap, bertumbuh, menikam.

lebih indah layu ketimbang palsu.

kakak lupa pulang
adik ingat kalau kakaknya pura pura lupa
ia pun pura pura ingat untuk lupa

adakah tempat yang ingin ditinggali sekaligus di tinggalkan?

adik tidak lupa jawabannya
masih sama seperti kemarin dan kemarin

Rumah.




*setengah merem*

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

Ibuku bukan malaikat!

"kenapa seringkali orang menyebut ibu/ orang tersayangnya dengan sebutan malaikat?
padahal Ibunya adalah seorang manusia dan bukankah manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna?. Selain itu panutan kita pun seorang manusia, bukan malaikat, itu artinya derajat manusia pun lebih tinggi dari malaikat. kenapa juga malaikat seringkali dijadikan simbol kebaikan, kehebatan dan semacamnya. Bukankah wajar jika mahluk tanpa nafsu berbuat kebaikan, lain halnya dengan manusia, dengan banyak godaan dan nafsu sana sini, super sekali kalau tetap selalu baik dan hebat."

*pikiran (sok tau) pribadi yang tiba tiba saja terlintas*

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Selangit

#1
sudah kamu tanam mimpimu di tanah gembur
sekalipun ia subur tumbuh tinggi
tetap saja tidak sampai ke langit

lalu kamu mendongkak hingga pegal
mimpimu sedang kamu injak tapi tak sadar
kamu tunjuk bintang dengan sok tahu
lalu mengaku perihal ini itu

ah, sudahlah.

#2
kupinjamkan bibitku yang paling manjur
kusiramkan jiwaku selautan
siapa bilang tidak melangit
saksikan, kutembuskan sampai angkasa

sampaikan pada logikamu
Tuhanku bisa segala!

ah, Bangunlah!

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Alfa mart malam ini

bintangku merajuk

baiklah,kujelaskan padanya :

selimut terlalu mahal
pun belum menemukan yang terbuang majikannya
maka koran koran sisa solat ied pagi tadi
ia susun rapih
di atas tubuhnya yang berembun

tapi tetap saja 16 derajat
maka ia tempelkan lututnya hingga keperut
lalu ia pegang erat erat
padahal tidak mungkin terbang

bintangku merajuk
tak mau tampil malam ini
tak mau melihat apa apa yang kulihat
di pelataran alfa mart malam ini.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Yogyakarta

aku tidak tahu ada apa selain kenangan
yang mengalir melalui pelipismu perlahan
mungkin karena mataharimu tinggal sejengkal
dan bulanmu belum juga datang

padahal bulanmu telah dulu pergi
ia kepak cinta cinta di dalam ransel tua
yang pengaitnya telah lepas
tak heran jika cintanya berjatuhan
satu.
dua.
sampai habis di jalanan

padahal jalan ini telah menyaksikan apa saja
sebuah drama yang membuat siapa saja mual
sepasang aktor yang dibayar murahan
jalanan ini telah menyaksikan kita dengan sabar

ha. kita saja tidak lagi sabar

aku tidak tahu ada apa selain malam ini
selain malam kemarin
selain kenangan 
selain jalanan

padahal asap kotor yang keluar dari mulutmu dan masuk kedalam paru paruku
telah menceritakan segalanya.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

Akhir Liburan Sabtu Lalu

sabtu lalu kami hanya berniat bermain disana,
ada sesuatu yang menarik perhatian bapak,
berempat, kesanalah kami.
manis. ah tidak juga, kakiku tak jarang menyentuh debu,
siku adik kecilku pun sama.

lalu tiba tiba saja, kami terguyur
ah benar kata ibu yang mewanti wanti kami sejak pertama bapak mengajak pergi

PEGANG ERAT - ERAT!!
aku menjerit saat adiku sudah tergelincir, terbawa air
malang benar nasibnya, ia tidak bisa berenang
dari atas aku melihatnya kepayahan
ibu cepat cepat menolongnya
meski sia sia saja
ibu malah terhanyut pada guyuran kedua.
bersatu dengan mayat adik

ah. apa lagi itu

bapak sudah jauh dari kami, Ia berlari menyelamatkan dirinya sendiri
atau mungkin meminta bantuan, entahlah

aku limbung, tempatku berpijak bergoyang 
lalu aku melihatnya
pada matanya terefleksi diriku.

ah. sial!!

"Sial ada semut!"
lalu aku meluncur di kamar mandi.

"jarang dicuci sih".


*ditulis setelah tidak sengaja meminum semut dalam gelas yang belum dicuci selama dua hari -_-!( sesungguhnya ini aib) *

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

(bukan) anak hujan

kenalkan, kami keluarga hujan
kami benturi jalanan, melunakan tanah dan membuat kesal

adikku yang pertama, gerimis disebut orang
dia pesakitan, 
hanya bertahan sebentar lalu menguap ke sungai-sungai.

kakakku yang pertama 
dia jagoan
berkelakar dengan halilintar, gemar membuat jeritan
langit dibuatnya gelap
orang orang meringkuk di bawah ranjang.

lalu inilah aku,
ibuku bilang aku anak orang
atau hasil selingkuhan bapak yang dibawa pulang

aku tidak bisa membasahi apa-apa
tidak berbunyi gemericik 
tidak juga bisa menari di kerikil kerikil
tidak ada yang takut padaku
tidak pandai juga membuat orang sebal

akulah anak gagal
kepandaianku melingkar setengah-setengah
diperhatikan banyak orang
ah. benar benar memalukan.

akulah akhir saudara saudaraku
dibenci mereka setengah mati

iyah, memang benar kata awan
aku hasil selingkuhan bapak dengan matahari
orang sebut aku, pelangi.




*pelangi di teras kosan*


Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

Seperti Hujan

hujan deras seperti suara radio pada frekuensi tengah
tapi membuat tenang.
dia memeluk kaki telanjang dalam selimut
dia meniup pori-pori buka tutup
dia merembes kulit ari
dia menemani

suaramu sayang, seperti hujan deras
bising sampai aku gagal menyaring huruf-hurufnya
tinggal ampasnya yang kering
dan menyakitkan
kamu memeluk sayang, seperti hujan
aku ini sayang, mati kedinginan.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

di dalam hujan

anak kecil itu dihukum hujan

satu. dua. tiga. empat

tiap tetesnya merajami punggung mungilnya

tidak terlapisi sehelai apapun

satu. dua. tiga. empat

tetesnya menyatu bersama memar dan nanah sisa dampratan semalam

kemarin malam

kemarinnya lagi

setiap malam.

recehnya kurang untuk menyumpal mulut bang jak

preman jalan kekurangan topi miring

satu. dua. tiga. empat

jemarinya, kepalanya, tremor serempak

dalam tetes tetes hujan

ia hitungi pelan pelan

satu. dua. tiga. empat

sampai hangat menyergapnya selamanya.



Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

are you happy enough?

at least I've tried , to make your smile wider than before.

di sebuah pasar malam, anak kecil itu masih saja menangis.
katanya badutnya tidak lucu
badut itu lupa memakai riasnya,
wajahnya menyeramkan, anak kecil terus menangis

di atas biang lala, badut itu menangis 
ada gulali yang melekat di rambut palsunya
ada luka yang tertinggal di hatinya

dari jauh, kamu memperhatikanku
selalu begitu
bukan tentang rindu yang katanya kamu simpan sampai aku pulang
sampai ku basuh kuat kuat cat minyak di wajah yang susah hilang
lalu kamu berpamitan
tanpa berniat menggunakan bahasa
tanpa berniat menggunakan lambaian
kamu berpamitan seiring matamu yang tidak bertemu aku
kamu berpamitan setelah tawamu yang tidak lagi perlu aku.

di atas biang lala,
aku melihatmu menghilang.




Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

waisak ceremony may 2013

actually want to upload this picture on instagram, tapi gagal selalu, yasudahlahyaa...

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Fiction

Poor Cinderella

Inilah kisah tentang Cinderella yang kehilangan pangerannya untuk pesta dansa, bukan, bukan saat pesta dansa, tapi untuk, sehingga tak semenit pun Cinderella bisa berpesta. Pakaian pesta telah Cinderella setrika jauh jauh hari, sepatunya telah Ia semir berulang kali, lalu tiba tiba di satu hari tepat sebelum pesta dimulai, Ibu peri datang dengan wajah ceria, meskipun yang akan disampaikan akan membuat Cinderella murung berminggu minggu. Katanya Pangerannya telah pergi malam tadi, pergi untuk menemui putri putri lain di dongeng pada kisah yang berbeda, entah Anastasia, Rapunzel atau menyamar jadi kodok untuk menemui Tiana.

Pangeran bahkan tidak berminat untuk menemui Cinderella terlebih dahulu walau satu malam saja. Cinderella pun menangis semalaman, di temani Ibu Peri yang juga membantu melipat kembali gaun pesta yang tidak jadi dipakai. Padahal sepatu kaca yang berniat Cinderella tinggalkan nanti, sudah dipilihkan sebaiknya, yang tercantik yang ia punya.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Fiction

Gadis Arum Manis

Ada anak yang paling pintar di kelas, pengetahuannya tentang antariksa luar biasa hebat, anak perempuan yang rambutnya selalu dikuncir tinggi, pita merahnya mengayun setiap kali ia menoleh. Namanya Zeta, tapi kegemarannya akan arum manis membuatku menjulukinya gadis arum manis. manis seperti senyumnya. 

Zeta, katanya diambil dari nama Bintang Zeta Ophiuchi, bintang yang besarmya 20 kali matahari dan 80000 kali lebih terang dari matahari. Zeta memang jauh lebih bersinar dibanding anak anak lain di kelas, tapi badannya sama sekali tidak besar, tubuhnya mungil dibalik seragamnya yang kebesaran satu nomor (karena tidak ada ukuran yang lebih kecil lagi)  Kecepetan lintasnya mencapai 54000 mph , Zeta menjelaskan dengan bangga, dengan antusias kudengarkan meskipun tak ada sepatah katapun yang kupahami, lalu ia menambahkan 54000 mph sama dengan 24 km per detik...wusssss. aku mengangguk ngganguk saja, pura pura mengerti.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Fiction

Menghitung Hari

aku menekan tuts satu demi satu, sesekali kulirik Fariz yang tengah menyanyi disampingku.
Menghitung hari detik demi detikmenunggu itu menjemukan
ini permintaannya. dan aku tidak pernah bisa menolaknya, apapun itu.
Tapi ku sabar menanti jawabmuJawab cintamu,,,

Suara Fariz melembut. indah.seperti biasa. 

Jangan kau pergi harapkan padakuSeperti ingin tapi tak ingin
Pandangannya terpaku pada satu arah, pada satu meja, pada satu wanita, Kania.
Yang aku minta tulus hatimuBukan pura pura,,,

Kania duduk tepat di kursi berhadapan dengan panggung mini ini, tepat di depat kami.
Senyumnya mengembang, pandangannya persis seperti Fariz, satu arah, arah yang saling berbalas.

Jangan pergi dari cintakuBiar saja tetap denganku
aku memperhatikan tuts dihadapanku baik baik, memainkannya sesempurna mungkinberusaha mengimbangi Fariz yang sepenuh hati.
Biar semua tahu adanyaDirimu memang punyaku
iyah, Fariz dan Kania memang saling memiliki, saling mempunyai.jangan samakan denganku. ah jauh.

Jangan kau pergi harapkan padakuSeparti ingin tapi tak inginYang aku minta tulus hatimuBukan pura pura
ada kilau terefleksi dari mata Kania, air matanya mungkin akan terjatuh sebentar lagi.luluhlah sudah hati lembutnya pada Fariz
ada tetes yang membasahi tuts putih hitamku

Jangan pergi dari cintakuBiar saja tetap dengankuBiar semua tahu adanyaDirimu memang punyaku
Faris meliriku sebentar, hanya untuk memamerkan senyumnya yang kian mengembang.berhasil rencana kita, rencananya.

Belum pernah aku jatuh cintaSekeras ini seperti ini seperti padamuJangan sebut aku lelakiBila tak bisa dapatkan engkauJangan sebut aku lelaki

Kania berdiri, melangkah menuju panggung, menghampiri Fariz yang langsung disambutnya dengan pelukan, diiringi riuh tepuk tangan pengunjung lain.
aku pergi
tanpa satupun yang menyadari, tidak ada lagi iringan piano yang melatari pasangan baru itu.

menghitung hari -anda


*ditulis dengan tidak sabaran di sela sela istirahat kantor*

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

tenang saja, mah.

1
setelah adek merengek selalu ada yang baru
baju, mainan, sepatu, boneka
tidak tahu sampai malam sampai pagi lagi
kau usahakan

berani benar mereka
bilang kau sedang berdosa sana sini
nanti kusumpal mulutnya satu satu
saat adek telah bisa

lalu kau ajak aku keliling jakarta
katamu orang jahat hanya setitik bumi
letakan saja di akhir kalimat
mereka memang selalu paling akhir.

2.
katanya kau dipinjami tiket surgaku
airmata yang sering kuciptakan 
matilah aku!
lalu di balik ketiakmu aku sembunyi
takut Ridhomu telah gadai sebab emosi

3.
sambil tersenyum kamu bilang
'adek, pulang'
sambil lalu aku jawab
'nanti ah males'
mana tahu disana kau meremas dadamu
sesak karna rindu tak juga sampai
mana tahu kau siapkan ini itu
iming iming kepulanganku

lalu aku pulang
senyummu mengembang sampai petang
merekah kemana mana
kalau beraroma pastilah wangi sekali
sampai layu sendiri
saat aku pergi lagi

'adek, disini aja, temani mamah'.



'iyah mah, de ul juga kangen mamah,
 nanti de ul pasti tinggal di rumah lagi sama mamah.
de ul sayang mamah :)'

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

tidak lagi sama

disana tempatmu biasa berdiri
menungguku sambil menekuk wajah serta bibir yang kamu tarik ke bawah
katamu aku terlalu lama
selalu sama
disana telah lama tiada
lalu aku duduk
lalu aku berdiri
begitu sampai tak tahu waktu
katamu aku yang lama
disana aku menunggumu selamanya
tapi tak pernah ada.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

batasan

iyah iyah ,aku paham
kamu tidak berniat melewati batas itu kan
bahkan garisan kapurmu untuk penandanya sudah membuatku
terbatuk bantuk
padahal,
aku sampai menahan kantuk
ah kita kebanyakan basa basi
sia siakah dua gelas kopiku tadi?
tapi jika mengingat 
senyumku tadi, yang mengembang
seperti disiram tiap pagi
mungkin satu gelas lagi
tak masalah
uhuk..uhuk...
kamu tebalkan garis batasmu lagi.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

sudahlah

melihatmu bahagia
aku harus apa?
turut bahagia aku tidak rela
dendam pun jadi luka
ah. sudahlah, toh kafanmu sedang ku setrika.

*ini serem, iya serem>< (baru nyadar setelah dibaca kembali)*

Published with Blogger-droid v2.0.10

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

jabatanku hanya pengamat

bandung,
aku menemukanmu terseok seok kesenangan
gemas
ini bukanlah cerita cinta
maka ketika kamu ku pukuli dengan rindu
wajarlah kamu menggeliat tidak suka
pantaslah jabatanku hanya pengamat
sampai akhir cerita
kuamati kamu mengayam cinta
iyah, ini cerita cinta, tapi bukan cintaku
kuamati kau emuti kupu kupu
dari pelaku pria, pemeran utama.
ah gadis, 
aku hanyalah pengamat cerita
yang salah jatuh cinta.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

kemana mana

cinta ini menguap sepanjang jalan pulang
sepatuku masih penuh lumpur
singgahanku membuat hati hancur
di taman sana kalian samakan tawa
nada nadanya membuatku ingin muntah
lalu kuteruskan menuju pulang
walau rumahku telah terampas malam tadi
seusai langit kita kamu habiskab berdua
aku tanpa sisa
saat berjalan pulang
mawar mawarku telah tersebar di mimpinya
lalu bagaimana tidurku malam nanti?
ah. saat berjalan pulang
cintaku menguap kemana-mana
semoga melekat di udara
kuracunu tiap partikelnya
sambil sabar menunggu
kabar ketiadaan.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

ini ironi

siang lalu,
ditengah jalan menuju senayan
ada saja tangan yang ingin menggenggam
ada saja yang tak mmbalas
yang dulu memaksakan peluk
tidak
aku tidak mengenang apapun
aku sedang tertawa
si naif yang telat sadar diri
haha haha
ironi
si naif butuh 4 tahun
Published with Blogger-droid v2.0.10

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

Bulanmu

benar katamu, kita tidak lagi melihat bulan yang sama. langitku mendung berminggu minggu.
sementara kamu,masih selalu melihat bulan.
..dimatanya.
Published with Blogger-droid v2.0.10

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

hanya satu

katamu
keahlianku adalah membuatmu tertawa.
kataku
kekuranganku adalah tidak membuatmu cinta.
Published with Blogger-droid v2.0.10

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

Pulang

kepadamu aku pulang,
kepadaku kamu singgah.
Published with Blogger-droid v2.0.10

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

ibumu nih.

ibu mu tadi bertanya kabarku.
apa kujawab saja
'baik-baik bu sebelum kenal anak ibu'.
ah tenang saja, aku bercanda.

'Alhamdulillah,selalu baik bu :) ' ~sent

Published with Blogger-droid v2.0.10

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In puisi

malam tadi

dia meninggal malam tadi
pendarahan saat operasi kata dokter
aku sudah menangis semalaman bersama ibunya.
dia titipkan senyum sebelum kutiba
dia titipkan rindu sebelum bertemu
dia sudah meninggal malam tadi
kukemas sayangnya dengan rapi
wanginya melebur dalam kafan
terkubur dalam tanah
sayangku telah kutimbun bersama jenazahnya
dia pergi selamanya.
nb : kamu pasti tenang, kamu pasti sedang tersenyum,senyum yang kukenal,hanya aku yang hafal.
Published with Blogger-droid v2.0.10

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

truth hurts

kenyataan menamparku tadi malam, mungkin karna selama ini aku ngotot tutup mata, juga menolak dengar apa yang mereka bilang. atau mungkin kelewat cinta.
sekarang sudah kelewat sampai nyasar. Aku tahu aku hanya harus pulang, tapi ruhku belum lelah meramu asumsi asumsi lain,menutup membuka luka bergantian. Nanti, kalau sudah tidak perih lagi bekas tamparan kenyataan malam tadi, dan dirinya sudah aku kubur hidup-hidup. Ingatkan aku caranya tersenyum kembali. Tenang saja, mereka bilang Tuhanlah yang akan langsung menamparnya.
bukan sayang, ini bukan dendamku.
ini dendam mimpi-mimpiku yang dia matikan paksa.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

berhenti

aku tidak mencarimu kemana-kemana
kamu tidak lagi ingin ditemukan. 
olehku.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Someday..



Someday my prince will come
Someday I ‘ll find my love
And how thrilling that moment will be
When the prince of my dreams comes to me
He’ll whisper I love you
And steal a kiss or two
Though he’s far away I’ll find my love someday
Someday when my dreams come true

Someday I’ll find my love
Someone to call my own
And I know at the moment we meet
my heart will start skipping the beats
Someday we’ll say and do
Things we’ve been longing to
Though he’s far away I’ll find my love someday
Someday when my dreams come true

Someday my prince will come
Someday we’ll meet again
And away to his castle we’ll go
To be happy forever I know
Someday when spring is here
We’ll find our love anew
And the birds will sing and weddingbells will ring
Someday when my dreams come true


[Ost. Snow White & The Seven Dwarfs]

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments