In Thought

[REVIEW]: Aku Lala Padamu ala Sujiwo Tejo



Tidak heran Sujiwo Tejo kerap diberi julukan dalang edan. Karyanya lebih sering nyeleneh dan keluar dari pakem. Rahvayana, Aku Lala Padamu ini salah satunya. Rahvayana adalah dwilogi pertama nada dan kisah Ramayana-Sinta. Sujiwo Tejo membiaskan kisah perwayangan dengan dunia modern, seperti Chanel No. 5 dan Valentino Garavani. Mungkin hanya di buku ini kita bisa menemukan Sigmund Freud, Shakespeare, Cleopatra bahkan Hermes dalam satu narasi dengan kisah Rahwana dan konco-konconya. 

Terlepas dari segala anti-mainstream ala Sujiwo Tejo, Buku ini menggambarkan romantisme kerinduan Rahwana kepada Sinta, melalui kumpulan surat yang kadang berbalas kadang tidak.

"Aku akan tetap menulis surat kepadamu. Besok pagi kertas surat ini akan aku lipat-lipat, aku bikin menjadi kapal-kapalan. Akan aku layarkan di tepi kali hingga membesar, membesar, membesar, dan membesar sebesar perahu Nuh dan pasti akan sampai kepadamu selama manusia masih memerlukan sungai.

Dan, aku yakin itu.

Persetan!!!"

Ada rasa yang kuat pada surat-surat Rahwana untuk Sinta. Seperti makna Aku Lala Padamu. Kerinduaan yang amat dalam sampai tidak bisa diwakili oleh sebuah kata. Jadilah nada lala, jadilah Aku Lala Padamu.

"Aku tahu, tak selamanya cacat itu buruk. Cacat otot wajah, yaitu lesung pada pipimu, indah. Kopyor, cacat kelapa, enak. Aku dan kamu menyukainya di Borobudur itu. Carica, pepaya cacat dari pegunungan Dieng, aku setuju ketika kamu katakan, "Oh, lezatnya". 

Aku hanya masih ingin cintamu sempurna kepadaku, tak peduli apa komentar Napas, Tan Napas, Nupus, dan Tan Nupus.

Love."

Buku ini dijual satu paket dengan CD berisi 14 buah lagu khas Sujiwo Tejo. Percayalah, lagu-lagunya dengan mudah membuat jatuh cinta.

Oh iya, kamu bisa lihat book trailernya disini.

0 comments:

Post a Comment

What do you think?