In Thought

untitled.

Jika ada time keeper yang senantiasa mengangkat penanda sisa waktu yang kita punya, beranikah untuk melihatnya dan berhenti memandang ke arah yang lain?

kita berpindah-pindah dari satu kotak kesementaraan ke kotak kesementaraan yang lain. 

terbiasalah. :)

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Thought

CINTA.

Siang ini saya ingin membahas cinta, karena saya.. *some text missing* lol

Ada seorang teman yang berkata bahwa cinta itu saling melengkapi. Saya tidak membantah tapi tidak pula mengamini. Tapi kok ya saya pikir menyakini cinta sebagai cara melengkapi kekurangan-kelebihan hanya akan membangun standar yang justru runtuh begitu merasakan cinta itu sendiri. Karena Hubungan bukan rumah dimana kekurangan adalah dinding-dinding berlubang yang perlu ditambal, karena pasangan bukan penyedia batu bata tambahan begitu pula sebaliknya. Manusia harus merasa lengkap dengan dirinya sendiri baru bisa membiarkan dirinya direcoki orang lain. Lagipula, apakah semua kekurangan memang perlu dikompensasi?

Semula saya pun berpikir tidak jauh berbeda. Saya kira cinta artinya menemukan orang sesuai kriteria. Kriteria yang dibentuk dari harapan dan kecemasan. Tapi ada satu titik dimana saya pikir cinta hanyalah kerelaan jangka panjang pada penerimaan dan pemakluman. Hingga pemahaman saya menjadi, cinta adalah keberanian menanggalkan kriteria. (Sudah pasti  pemahaman ini pun akan terus berubah-ubah)

Sejalan dengan Lacan, katanya meskipun cinta artinya mengakui bahwa kita kekurangan dan ada korelasi (entah mengingatkan, entah perasaan yang serupa) antara kekurangan yang kita miliki dengan orang yang kita cintai tapi tidak berarti objek cinta harus sebagai solusi permasalahan kita. Sehingga mereka tidak perlu kita bebani dengan tanggung jawab tak kasat mata dari daftar kriteria.

Lalu, lalu, Demi terlepas dari perasaan keterpisahaan, cinta membuat kita menyampirkan hal-hal yang biasanya dipermasalahkan. Mencintai berarti melepaskan jaket tebal ego dan memakaikannya pada orang lain. Menanggung dingin demi menghangatkan. Tapi bisa jadi  ego yang ditanggalkan adalah bentuk ego lain yang sedang dimenangkan. Toh membahagiakan orang lain atas dasar cinta bermuara pada kebahagiaan sendiri. Ujung-ujungnya kita hanya sedang berputar-putar untuk membahagiakan diri sendiri. Bedanya, kebahagiaan yang ini bergantung pada orang lain.  Membutuhkan objek.

Ada banyak jenis cinta, ada banyak faktor yang membuat cinta tidak bisa murni dengan perasaannya sendiri. Kecemasan, rasa aman, harapan, materi, prestise dan sebagainya. Silakan saja memetakan cinta mana yang kita punya. Apakah cinta ala surgawi versi Socrates atau cinta pelapis tipis dorongan seksual versi Freud? Silakan, silakan.

Tetap saja saya manut pada pernyataan Bapak Fromm bahwa cinta adalah jawaban dari setiap permasalahan manusia. Saya tentu ridho kalau otak saya memproduksi dopamine dan serotonin banyak-banyak haha.




Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Getas

Kamu mengambil tangannya, mencari sesuatu. Kamu perlu membuktikannya, maka kamu mengenggamnya tanpa suara. Dia tersenyum. Senyum yang kamu kenal. Tapi kamu sedang tidak berminat mengandaikan senyumnya dengan hal-hal manis seperti yang biasa kamu lakukan dulu. Kamu harus menemukan apa yang kamu cari.

Kamu mencoba mengingat apapun yang bisa membantumu menemukannya. Kepalamu menanyangkan banyak hal. Kisah pertemuan dan kisah-kisah setelahnya yang dulu selalu ingin kamu ceritakan pada temanmu dengan gemas. Saat akhirnya kamu biarkan hati dan pikiran sama tidak karuannya. Saat rasa senang meletup-letup di dadamu.

Erat, kamu mengenggamnya.


"Ada apa?"

Suaranya menyadarkanmu, tanpa lagi mendebarkan. Kamu pun tahu, kamu gagal menemukannya. Perlahan kamu melepas genggaman tangannya sambil menggeleng dan memaksakan senyuman. 

Rupanya, tidak ada apapun yang bisa kamu rasakan lagi. Kamu merasa asing dengan perasaanmu sendiri. 

Tiba-tiba kamu ingin sekali pulang.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Pretenders

sumber

So, Today the questions are still the same

Which persona do you want to wear?
Which shadow do you want to throw?

Repress the fear while bear ill will

For the sake of the other
Facing your self is getting further

So you put a smile and talk about the rainbow
while the sun has not yet appeared 
and the sky turns grey


You said ‘Chill,  I am not a pretenders, just the best stager’




*in the middle of studying Jung's Theory, easy to guess :))

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Thought

Harapan

Dan Allah berfirman, "Mintalah (berdoalah) kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doamu."
~al Mu'min: 60

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Fiction

Taman Pustaka

Bandung, 2014

Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar kata perpustakaan? 

Jika pertanyaan ini diajukan pada saya, ketika masih di bangku sekolah dasar dulu, akan ada tayangan mobil besar berisi buku-buku, gelap dan pengap. Kenapa mobil? karena dahulu sekolah saya tidak memiliki ruangan khusus untuk dijadikan perpustakaan, sehingga mendapatkan bantuan berupa perpustakaan keliling. Perpustakaan keliling hanya ada setiap hari selasa, apabila jadwal kami masuk siang, paginya kami disuruh mengantri di depan pintu mobil yang sudah diberi tangga lalu masuk secara bergantian ke dalam mobil untuk memilih buku yang akan dipinjam. Jangan bayangan kursi membaca yang nyaman atau bahkan penerangan yang cukup.  Keringat biasanya mengalir deras seusai turun dari mobil pusling (perpustakaan keliling) itu.

Ketika beranjak SMP, saya sudah mendapati ruangan yang disebut perpustakaan. Hampir seluruh buku yang saya ingat adalah buku pelajaran. Penerangan ruangan tidak mumpuni dan setiap kali menyentuh buku, akan ada sidik jari yang tertinggal sementara debu ditangan terbawa pulang. Perpustakaan semacam ini tidak jauh berbeda dengan yang saya temui ketika SMA. Bedanya ada pula koleksi majalah disana. Majalah remaja yang isinya kalau tidak tentang cara berpakaian pasti hanya seputar acara musik dan film. Sementara perpustakaan di SMA saya, lebih identik sebagai tempat mengerjakan tugas merangkum daripada tempat membaca yang nyaman. 

SD 11 Kampung Melayu

Ada anak kecil menunggu di depan pintu. Duduk di tepian lantai sambil melihat ke lapangan. Di belangkangnya satu ruangan di samping kamar mandi masih terkunci. Selang beberapa menit terdengar derap sepatu yang sudah dihapalnya, anak kecil itu dengan spontan menoleh. Senyumnya merekah menghampiri ibu muda berseragam coklat.

“Ayo Ibu, Ayo buka pintunya”.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Percakapan-Percakapan

Pada akhirnya kamu menyadari, Kamu tidak merindukan apa(siapa)pun kecuali beberapa percakapan. Percakapan dimana nalarmu disanggah habis-habisan. Percakapan yang mengingatkan bahwa Tuhan menciptakanmu dengan tujuan. Percakapan yang menyuruhmu berhenti memenjarakan amarah, kerena amarah adalah ibu yang gemar melahirkan kecemasan-kecemasan. Percakapan yang memaksamu berlari lebih cepat karena garis finish belum juga terlihat. Kamu ingin digurui kembali, bahwa tidak semua mimpi perlu diamini. Kamu telah menyiapkan berlembar-lembar manuskrip pertanyaan. Tapi kamu masih menakar hendak bertukar kabar atau mengurungkannya sampai waktu yang belum ditentukan. Karena pada akhirnya kamu menyadari sudah saatnya kamu menghadapi pertanyaan-pertanyaanmu sendiri.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments