In Memories

Rangkaian pertemuan yang mencerahkan sekaligus melelahkan




Dua hari ini bertemu dengan 10 orang baru dan melakukan percakapan yang medium deep secara terpisah. Sebetulnya pertemuan ini diniatkan sebagai interview komunitas, namun karena pertanyaan-pertanyaan bersifat pandangan personal dan pengalaman hidup yang agak-agak deep begitu, jadi tak jarang obrolan melebar jauh ke dalam.

Saya suka bertemu dengan orang baru, berbincang-bincang tentang ini itu. Tapi, saya tidak menyangka dua hari ini akan menjadi sangat melelahkan!

dan mencerahkan, paling tidak untuk diri saya sendiri.


Karena isu yang diangkat komunitas ini memang termasuk isu sensitif (suicide), maka orang-orang yang saya temui ini pun sangat beragam, mulai dari dedek-dedek yang ingin mengisi waktu luang dengan kegiatan volunteering hingga korban bullying yang tahunan alami depresi. Dan dari 10 orang interviewee, 5 di antaranya pernah melakukan self-harm dan berpikir untuk melakukan percobaan bunuh diri.

Ada A yang merasa ditolak oleh ibunya karena berpindah agama, B yang hidup nomaden karena orientasi seksualnya membuatnya sulit 'diterima' orang-orang terdekatnya, C yang bertahun-tahun depresi sebelum akhirnya menjadi seorang psikiater, dan lainnya.

Secara personal, saya suka berinteraksi dengan para interviewee, namun mendengarkan kisah 'pahit' (yang kadang melebar menjadi curhatan panjang) dan tetap berusaha menjadi pendengar yang baik, tak selalu mudah.

Tapi, dari cerita-cerita merekalah saya belajar, bahwa kadang perlu pengalaman untuk menjadi lebih peka, perlu upaya memahami untuk bisa merasa peduli, dan pentingnya kesadaran bahwa hidup tak sesempit kotak sepatu, karena di luar sana ada keberagaman yang tak bisa diabaikan.

Seorang remaja yang kamu nilai dari make-up, tas, dan sepatu branded-nya, bisa jadi semalam suntuk bekerja dan hanya tidur 2 jam setiap harinya untuk bisa membayar kuliahnya. 

Judge less, listen more.


note: tapi jika kamu sedang lelah, lalu ada teman yang tiba-tiba ingin curhat, tolaklah secara halus dan beri pengertian untuk mengatur jadwal  di lain waktu, karena kamu pun perlu istirahat.

*2016: edisi publish tulisan lama di draft

0 comments:

Post a Comment

What do you think?