In Memories

kita hanya korban.

Dear dy,

Kita tidak dilahirkan untuk saling membenci. Meskipun saat kecil dulu kita saling mendorong untuk sebuah perhatian, saling membuat menangis untuk memenangkan ego anak kecil, tapi saya tahu hanya kamu yang pernah mau menyembunyikan saya di kolong tempat tidur untuk mencegah saya pulang. Dy, kita tidak diciptakan untuk saling membenci. Tapi disinilah kita sekarang, untuk saling menoleh kita bahkan merasa perlu saling menyumpahi dulu, meski topeng kita sama-sama tebal hingga tidak ada yang dapat tahu.

Dy, masih ingatkah saat dulu kita memperagakan orang dewasa? bahkan dengan konyol kamu peragakan seorang suami, ayah, sementara saya menjadi istri, ibu. Dulu di salah satu kamar di masa lalu, kita kunci dari dalam, suaramu diberat-beratkan. Dy, semuanya jadi memalukan jika diingat-ingat lagi kini, dan menjadi memilukan jika melihat keadaan kita sekarang. 
Dy, kamu selalu menjadi orang pertama yang saya cari ketika 'pulang', kita bisa bermain sampai malam, sampai harus dipisahkan orang tua kita, orang tua saya yang dulu kamu anggap orang tuamu juga.

Kamu telah beranjak dewasa kini, begitu pula saya yang memang lebih tua beberapa tahun darimu. Tapi kini kita jauh lebih konyol. kita saling membenci.
Dy, tahukah saya selalu ingin menjadikanmu seorang adik.
tapi katamu, mereka bilang : 'teh, kita berdua diciptakan untuk saling membenci'. 
padahal,kamu bahkan masih memanggil saya dengan sebutan 'teteh'.



0 comments:

Post a Comment

What do you think?