Sabtu lalu setelah dikecewakan oleh Pesta Buku-nya GPU, dan
membeli buku bajakan di palmerah (maafkan Ya Tuhan, jadi kecanduan beli buku kw
begini -_-), Saya menjemput teman di daerah Ratu Plaza untuk bertemu teman
lainnya di meeting point, Carefour MT
Haryono. Rencana menghabiskan long
weekend di Teluk Kiluan, Lampung pun terlaksana juga. Pukul 08.00 malam
kami menuju merak, beruntung keberangkataan sabtu malam itu sangat
lancar. Dini hari kami sudah berada di Lampung.
Sedikit perasaan
berdosa pada perjalanan ke Lampung kali ini karena saya tidak mengunjungi
keluarga di Lampung sama sekali, tapi baiklah dosa ini akan saya bayar di libur
lebaran nanti *halah*. Perjalanan menuju Kiluan butuh perjuangan besar ( untuk Sang –driver
tepatnya), jalanan hancur parah, korbannya; Mba Indah, salah satu teman baru,
muntah dengan sukses sepanjang perjalanan.
Sayangnya karena tiba di Lampung lebih cepat dari estimasi
awal, ekspektasi bisa melihat keindahan pantai-pantai di sepanjang jalan pupus
sudah karena di sekeliling masih gelap gulita. Perjalanan dari Bekauheni menuju
Kiluan kira-kira memakan waktu 4-5 jam. Melewati beberapa pantai, rumah-rumah panggung
dan jalanan berlubang hancur sana-sini.
Kami menginap di
sebuah Homestay pinggir pantai, setelah tiba berkisar
pukul 7 pagi, lalu makan, kami segera menuju pantai Kelapa dan tracking Laguna Beach. Oh iya, mengenai pantainya, jangan
berekspektasi terlalu tinggi lebih dulu, mungkin karena sudah agak ramai saya jadi kurang bisa
menikmati keindahan pantai Kelapa ini (Tapi Pantai Klara –atau Klaura- masih
terbilang bagus menurut saya, sayang hanya dapat melihat dari jauh dan tidak
bermain-main disana karena keterbatasan waktu).
Homestay selama di Kiluan |
Sampai disana setelah berenang alakadarnya, kami
melanjutkan tracking ke Laguna Beach,
Laguna adalah sekumpulan air asin
yang terpisah dari laut oleh penghalang yang berupa pasir, batu karang atau
semacamnya (sumber : Wikipedia.com) .
Track ke Laguna Beach ini lumayan
terjal juga (karena ada adegan panjat-panjat tebing segala), dan sempat jatuh
juga karena menabrak batang pohon yang melintang karena kebiasaan saya jalan
menunduk.
Detik-detik sebelum nabrak pohon,sementara ka Reza sibuk cari sinyal heheu |
Esoknya, pagi-pagi sekali kami sudah siap menaiki jukung
untuk menuju tengah-tengah laut berburu melihat kawanan lumba-lumba di laut
lepas. Kekecewaan karena tidak mendapatkan
sunset di pantai tempat kami menginap, tidak pula mendapatkan sunrise, terbayar sudah. Setelah
menunggu sekitar 30 menit, dibawah matahari pagi yang terik bukan main dan berusaha
menahan kantuk, kami berpindah-pindah tempat sampai jauh ke tengah lautan yang
sepi dari kawanan jukung lainnya. Voila! Kawanan lumba-lumba timbul tenggelam,
berenang disekeliling perahu kami. Melihat banyak lumba-lumba di tengah-tengah
laut yang berbatasan dengan samudra Hindia ini membuat kami kegirangan dan sibuk
merekam sana-sini. Setelah puas kami pun berbalik kembali ke penginapan,
bersantai-santai sebentar dengan kelapa muda lalu besiap-siap pulang.
Udah bisa jadi jodohnya Bondan Prakoso belum? hehehe :p |
Sebagai orang Jawa
yang keluarga besarnya berkumim di Lampung saya akhirnya bisa berbangga
hati juga karena setelah berbelas-belas tahun bisa sampai juga di salah satu
tempat Wisata Lampung yang satu ini.
*ngartis* |
Meskipun saya masih
gagal melawan ketakutan saya dengan air, mari mencoba kembali di lain
kesempatan, lain tujuan, dan lain kawan .
0 comments:
Post a Comment
What do you think?