Inilah kisah tentang Cinderella yang kehilangan pangerannya untuk pesta dansa, bukan, bukan saat pesta dansa, tapi untuk, sehingga tak semenit pun Cinderella bisa berpesta. Pakaian pesta telah Cinderella setrika jauh jauh hari, sepatunya telah Ia semir berulang kali, lalu tiba tiba di satu hari tepat sebelum pesta dimulai, Ibu peri datang dengan wajah ceria, meskipun yang akan disampaikan akan membuat Cinderella murung berminggu minggu. Katanya Pangerannya telah pergi malam tadi, pergi untuk menemui putri putri lain di dongeng pada kisah yang berbeda, entah Anastasia, Rapunzel atau menyamar jadi kodok untuk menemui Tiana.
Pangeran bahkan tidak berminat untuk menemui Cinderella terlebih dahulu walau satu malam saja. Cinderella pun menangis semalaman, di temani Ibu Peri yang juga membantu melipat kembali gaun pesta yang tidak jadi dipakai. Padahal sepatu kaca yang berniat Cinderella tinggalkan nanti, sudah dipilihkan sebaiknya, yang tercantik yang ia punya.
Keesokan paginya, Cinderella bangun dengan wajah dua kali lipat lebih murung dari semalam, nanti malam malam pesta, sementara dia hanya akan tertidur dirumah, gaya menjatuhkan sepatu yang anggun sudah diluar kepala kini menngingatnya membuat hatinya lebih hancur. Ibu peri tak tega melihat Cinderella terlalu lama bersedih, akhirnya Ia pun menawarkan satu buah permohonan maha dasyat, Cinderella dibebaskan menjadi putri mana saja dari kisah dongeng mana saja, bahkan kalau kalau Cinderella ingin menjadi putri yang didatangi sang-mantan-calon pangerannya itu pun Akan Ibu peri kabulkan.
Lalu Cinderella berfikir keras, hendak jadi siapa dia, kalau dia jadi Ariel dalam kisah The Little Mermaid, ah dia tidak pandai berenang, kalau di jadi Matoaka dalam kisah Pocahontas ah putrinya terlalu eksotis tidak pantas untuk dirinya, tapi kalau dia jadi snow white, ah dia tidak suka dikelilingi para kurcaci, rasanya pasti berisik sekali. Sewaktu Cinderella berfikir keras, datanglah seorang pemuda kerumahnya dengan wajah sedih, persis seperti wajahnya saat ini.
Setelah berbincang-bincang dengan pemuda tersebut, tahulah Cinderella bahwa pemuda itu adalah Prince Philip, katanyan putri Aurora yang seharusnya menjadi kekasihnya setelah Ia bangunkan, telah di cium oleh pangeran dari kisah lain, yang ternyata adalah pangeran mantan-calon- Cinderella, maka saat putri Aurora terbangun, Ia lebih memilih dengan pangeran Itu ketimbang Prince Philip yang seharusnya menjadi takdirnya. Prince Philip yang menyadari bahwa di ujung kisah sana pasti ada seorang calon putri yang bersedih karena mengalami hal serupa dengan dirinya, Ia pun berniat mencari dan mendatangi putri tersebut, maka sampailah ia pada Cinderella.
*to be continued* *sudah waktunya mandi...errr*
0 comments:
Post a Comment
What do you think?