In Fiction

Di antara



"Kau cantik hari ini, dan aku suka."

Walau kutahu ia mungkin hanya sedang mengutip lirik lagu lama, tetap saja pesan singkatnya itu membuatku gagal menahan senyum. Wanita yang duduk di sampingku terlihat tak peduli walau sempat kupergoki matanya ikut melirik pada layar smartphone-ku. 

Kau cantik hari ini, dan aku suka. 

Baju kamu hari ini, rok kamu, bagus, aku suka lihatnya.

Laki-laki itu hanya menyukai perempuan dengan dua kriteria: cerdas dan manis. Aku tentu saja belum sampai pada standar cerdas miliknya. Tapi barangkali rok yang kukenakan bisa membuatku terlihat manis, paling tidak di matanya, paling tidak pada sekian menit kita bersama tadi. Tiba-tiba aku merasa perlu menambah koleksi rok.

* * *

Lalu hari itu, sengaja kukenakan rok panjang saat menemuinya. Sekalipun aku tahu, saat itu bisa saja kali terakhir kita bertemu. Walau terdengar agak konyol, aku ingin kesan manis tetap melekat di benaknya tiap kali aku terlintas dipikirannya. 

"Kelak kalau kamu jadi istri, pasti jadi istri yang baik."

Kalau kamu jadi suami, pasti jadi suami yang baik. Balasku dalam hati. 

"Nanti saat jadi suami, kamu pasti jadi suami yang paling merepotkan." 

Tanganku menerima kotak makan yang telah kosong dari tangannya. Pujiannya barusan, pasti efek perutnya yang telah kenyang karena nasi goreng yang kusiapkan pagi tadi telah berpindah ke dalam lambungnya.

"Sial, kasian dong istri aku nanti." ah, sial! Malah nyerempet ke sana.
"Kudoakan deh semoga istrimu diberikan kesabaran yang luar biasa." 

Selanjutnya, tak ada yang penting dari perbincangan kami. Tak ada yang bisa kusimpan sebagai kenang-kenangan setelah mulutku gatal membicarakan calon istrinya. Perempuan cerdas yang usianya terpaut jauh darinya itu pastilah sangat manis. 

Setelah berpamitan dan melambaikan tangan, motornya tenggelam di antara puluhan kendaraan lain di jalanan. Aku berjalan sambil mengangkat rok tinggi-tinggi agar tidak terkena kubangan air di lubang-lubang jalan trotoar.  Sambil bernyanyi-nyanyi kecil, kusalip seorang bapak yang mendorong gerobak bakso yang telah kosong. Saat ini aku hanya ingin sekali segera tiba di rumah.  Kamu pasti telah lama menunggu di teras sambil memukul-mukul kaki yang dikerubungi nyamuk. 





0 comments:

Post a Comment

What do you think?