In Memories

Cuma Soal Penolakan




Hari ini saya mau mengakui bahwa saya patah hati. Saya tidak tahu, bisa juga merasa seperti ini lagi. Seperti ada laci di dalam tubuh yang dipaksa keluar, meninggalkan kerangka kosong yang menganga. Saya tahu, saat ini apa pun yang saya rasakan, apa pun yang saya katakan akan menjadi hiperbola. Andai gaji saya juga bisa dibuat hiper. 

Tahukah kamu, apa yang lebih menakutkan dari manusia? Bahwa manusia adalah makhluk yang mudah sekali berubah. Pikiran mereka berubah, hati mereka berubah. Seseorang yang kamu kira kamu kenal betul, mendadak menjadi alien yang bahasanya tak lagi kamu mengerti. Alien itu juga tak mengenalimu atau tak mau lagi mengenalimu. Tanpa kamu sangka, baginya justru kamu yang seorang alien. Rasa asing oh itu rasa paling bahaya. Jika tubuhmu mengindentifikasi ada benda asing yang masuk ke dalamnya, kalau tidak benda itu yang hancur, tubuhmu yang hancur. Asing. Dalam kata asing seperti ada rasa angin padahal tidak. Itu loh, angin yang menerbangkan semua rasa yang harusnya menetap, dia yang bertanggung jawab terhadap asing yang tercipta. Asyik yah menyalahkan angin. Angin tak akan menyalahkanmu. Ia hanya berlalu tapi sambil sinis menyisakan rasa dingin di tengkuk dan telapak kakimu. Jika bisa bicara mungkin angin akan bilang: rasain!

Jadi, ngomong-ngomong soal penolakan. Kenapa juga nenek moyang kita adalah hunter-gatherer yang mengharuskan mereka bekerja secara koloni? Kenapa mereka tidak  berupaya sendiri sehingga penolakan dari orang lain tidak mereka asumsikan sama mengerikannya dengan kematian? Pada akhirnya mereka meninggalkan arketip yang membuat kita, saya dan kamu, adiksi dalam sebuah hubungan bersama orang lain. Sebegitunya. Kenapa juga otak kita bisa menyamakan reaksi penolakan dengan sakit fisik yang tak terperi? Coba otak, kamu harus lebih teliti lagi, ini kan cuma soal penolakan. 

Cuma soal penolakan.

Tahukah kamu, apa yang paling menyenangkan dari manusia? Bahwa manusia adalah makhluk yang mudah sekali berubah. Pikiran mereka berubah, hati mereka berubah. Kemampuan beradaptasi mereka mampu meyakinkanmu, bahwa segalanya akan baik-baik saja.

1 comments:

What do you think?