In Thought

Mau Jawab Pertanyaan Ini?

Hai apa kabar? Aku ada pertanyaan dan bisa kamu jawab dalam hati, nanti. Tapi, kalau kamu bisa jawab langsung saat membaca pertanyaan ini, juga boleh. 

Kalau kamu membaca ini sambil berdiri atau duduk tapi posisinya kurang nyaman, boleh cari posisi dulu. Ya, buat apa juga duduk dalam posisi gak nyaman, kan? Aku mau tambahin “hehehe” takut jadi garing. Tapi kalau gak aku tambahin, kamu paham kan tadi aku lagi mencoba melucu meski tetap garing ya?  

Maaf nih, panjang pembukaannya. Berputar ke sana kemari seperti sedang menghindar atau…bisa aja mengulur waktu agar bisa terus berbincang. Terserah kamu aja mau menganggap yang mana. We can’t control others people mind, right? Aku maunya sih menulis semua ini pakai bahasa inggris, tapi kamu tahulah kemampuanku bagaimana. Nanti deh, kapan-kapan aku coba lebih serius.  

Tentunya, tidak seserius kamu saat ingin mencapai sesuatu. Tak bisa diganggu! Bukan berarti, itu hal  buruk. Tapi, jangan terlalu keras sama diri sendiri ya. Nasihat ini aku dapatkan saat evaluasi masa percobaan di kantor. Sepertinya, aku menilai kapabilitas diri terlalu rendah. Saat itu yang ada di pikiranku, wah menarik ya bagaimana persepsi terhadap diri kita bisa berbeda di mata orang lain. Seolah, orang tersebut menggunakan kacamata dengan jenis berbeda dari yang aku pakai.

Andai aku bisa meminjam kacamata beragam jenis sesekali, aku jadi bisa melihat diri sendiri dari sudut pandang lain. Menangkap blind spot yang selama ini terlewat.  Bayangkan deh, kalau selama ini kamu melihat dirimu sebagai A, lalu saat kamu bangun pagi nanti (kamu membaca ini saat malam, kan?), kamu melihat dirimu 180 derajat berbeda, atau 110 atau 70 derajat pun juga cukup.  

Mungkin jadi lebih jelas pada beberapa bagian dan sedikit blur pada bagian lainnya.

Bukan tak mungkin, perubahan ini membuatmu mengambil keputusan yang berbeda atau keputusan yang sama dengan cara berbeda. Kalau aku, mungkin akan melakukan hal-hal yang membuatku tak nyaman tapi sebenernya kubutuhkan atau mungkin lebih..hm...berani?  

Tapi, hidup selama belasan bahkan puluhan tahun dengan mindset dan segala persepsinya pastinya tidak akan mudah untuk mengubahnya begitu saja. Kita harus melepas kacamata kita terlebih dulu sebelum memasang yang baru. Seperti judul pada seminar-seminar self development: learn to unlearn.  

Bicara seminar, aku jadi teringat perkataan salah satu psikolog dalam sebuah IG Live. Katanya, saat kita menyayangi seseorang, kita akan lebih mudah melihat hal-hal baik dari orang tersebut dan tingkat toleransi kita terhadapnya pun jadi lebih tinggi.  

Jadi, aku mau tanya. Dengan kacamata yang kamu kenakan sekarang, apakah kamu suka dengan apa yang kamu lihat?

0 comments:

Post a Comment

What do you think?