In Thought

Menyederhanakan Cinta

"Harus sesering apa lagi sih?" (2011)

Kamu selalu saja merasa tak cukup. Kamu pikir, apa yang menurutmu ideal benar-benar kamu butuhkan. Padahal kebutuhanmu tak terpenuhi dari situ. Kamu pikir ada yang salah, maka kamu melahap banyak teori untuk mencari pembenaran. Mencoba membenarkan. Lama-lama, kamu seperti subjek penelitian yang mencoba membuktikan postulat para ilmuan. Kamu lupa melihat kembali ke dalam hati. Kerajingan memaknai, membuatmu alpa menjiwai.

Maka, mari kita sederhanakan saja cinta.



"Menurutmu, dalam suatu hubungan tak butuh ruang?"(2017)

Kamu takut hantu, tapi kamu lebih takut sendirian, walau kamu tahu tidak akan ada hantu yang datang. Maka menghadiahkan ruang bagai memborong ketakutan. Padahal perbandingan seperti itu sama sekali tak setimpal. Maka kamu merasa sedang diperlakukan tak adil. Padahal kesepian hanya datang jika kamu meninggalkan dirimu sendiri. Maka memaksa orang lain menetap, tak berarti banyak. 

Mari kita sederhanakan saja cinta.

Sederhanakan saja cinta menjadi anak-anak tangga yang membawamu naik ke atas. Puncaknya bukanlah siapa-siapa selain dirimu. Semakin banyak anak tangga yang kamu lewati, semakin kamu mengenal dirimu sendiri. Tak perlu berupaya mencari-cari makna, dalam cinta, tuhan pun bisa saja hanya bercanda. 

Maka, simpan semua teori tentang cinta di dalam kardus bekas dispenser. Sudah saatnya kamu menyederhanakan cinta dan membiarkan hatimu kembali merasa.

rasakan, cinta.


0 comments:

Post a Comment

What do you think?