In Thought

8 Tips Jadi Pendengar Aktif: Mendengar untuk Memahami

Seberapa sering kamu mendengarkan orang lain tanpa melirik smartphone-mu sesekali? Seberapa sering kamu mendengarkan tanpa menyela, tanpa mengomentari sebelum diminta?

Mendengarkan adalah salah satu soft skill terpenting sekaligus faktor penentu kualitas hubungan yang kamu miliki, baik dengan keluarga, teman, atau pun pasangan. Mendengarkan adalah kunci membuat orang lain merasa spesial karena mereka yang merasa didengar, akan merasa dihargai dan dipahami.

That's why kemampuan ini jadi PR saya tahun ini. Dari berbagai referensi yang saya kumpulkan, kira-kira inilah tips menjadi pendengar aktif untuk bisa memahami dengan lebih baik.

1. Atur mindset: dia yang bercerita adalah gurumu

Setiap percakapan, pengalaman dan pandangan orang lain, baik yang sama maupun yang berbeda denganmu, memiliki pelajaran yang bisa kita teladani. Milikilah pemikiran bahwa mendengar adalah cara belajar, dan dia yang sedang bercerita adalah guru kita. Dengan begini, kita tak akan 'gatal' memberikan masukan sebelum diminta, dan memberikan nasihat seolah kita tahu segalanya.

2. Pusatkan perhatian: jauhkan distraksi fisik dan pikiran

Selain notifikasi smartphone yang kadang bikin kita teralihkan, kita pun harus memastikan tak ada pikiran lain yang menganggu selain hal yang sedang dibicarakan. Jika sedang makan, jangan asyik memainkan alat makan, atau malah melihat orang-orang yang sedang berlalu lalang di sekitar.

3. Lakukan eye-contact dan gesture yang menunjukkan bahwa kamu memang mendengarkan

Salah satu cara untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar mendengarkan adalah dengan menjalin eye-contact. Jika tak terlalu nyaman menatap mata langsung, kita bisa melihat dahi, kening, atau tempat di sekitaran wajah lainnya.

Perhatikan ekspresi yang dia gunakan saat berbicara, dan lakukan mimicry alias peniruan. Bayangkan kita sedang berbicara dengan anak berusia 4 tahun. Biasanya kita akan lebih eskpresif dan responsif dengan meniru ekspresi yang dia tunjukkan. 

Menganggukan kepala atau tersenyum bisa menunjukkan bahwa kita telah memahami informasi yang dia sampaikan.

4. Saat dia memberi jeda, coba nyatakan kembali ringkasan yang telah dia sampaikan untuk mengkonfirmasi pemahamanmu

Cek seberapa baik kita memahami apa yang dia sampaikan. Bagus jika dia setuju dengan pernyataanmu, tapi jika tidak, terimalah koreksinya dan cobalah pahami kembali maksudnya. Dengan begini, dia akan benar-benar merasa kamu berupaya mendengarkan dan memahaminya.


5. Mendengar dengan pikiran terbuka tanpa menghakimi dan mengkritisi

Jangan pernah mengambil kesimpulan sebelum mendengar sampai akhir cerita. Jangan memberi penilaian sebelum diminta. Ingatlah bahwa bisa saja dia memiliki nilai yang tak sama dengan nilai-nilai yang kita yakini. Sekalipun apa yang ia ceritakan berlawanan dengan nilai yang kita punya, dengarkanlah tanpa menilai apalagi menghakimi. 

Selain itu, jangan menebak dan berusaha menyelesaikan ucapannya. Tiap orang memiliki pace-nya masing-masing. Sekalipun kita bisa menebak apa yang akan dia katakan selanjutnya, sebaiknya kita tidak mengutarakan dan menyelesaikan kalimatnya.

6. Jika tidak diminta, tak perlu memberikan solusi

Sekalipun niat kita baik, tak selamanya 'solusi' kita dibutuhkan. Kadang seseorang yang mengeluhkan masalahnya bahkan telah mengetahui bagaimana cara menyelesaikannya, tapi dia hanya butuh didengarkan dan dipahami. Selanjutnya biarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri. Kecuali, jika dia meminta.

Tapi, jika memang merasa sangat perlu untuk menyampaikan pendapatmu, pastikan kamu telah meminta izin terlebih dahulu, misalnya "Aku pernah mengalami hal yang serupa, mau dengar pendapatku nggak?"

Mau tahu yang lebih haram dari memberikan solusi tanpa diminta? Memberikan solusi dengan menyela. Iyah, kadang kita tak sabar ingin 'membantu', sampai-sampai menyela orang yang sedang berbicara. Sekali lagi, sekalipun niat kita baik, tanpa sadar, menyela saat orang lain berbicara, menunjukkan bahwa kita lebih penting darinya atau kita tak peduli dengan apa yang ia pikirkan dan rasakan. 

7. Saat ingin merespon, awali dengan pernyataan persetujuan

Cobalah berempati, dengan begitu kita akan memahami apa yang dia rasakan. Nyatakan perasaan empatimu sebelum memberikan respon. Misalnya, saat dia bercerita susahnya mencari pekerjaan dan bosannya menganggur, sebelum menyatakan pendapatmu, awalilah dengan persetujuan, seperti "Iyah, lama menganggur di rumah pasti bosan banget yah, nyari kerja tuh emang susah sih......"

Dengan begini, dia akan merasa dipahami dan tidak dihakimi.

8. Saat ingin berargumen, gunakan kata "dan" dan hindari kata "tapi"

Ngomong-ngomong soal ini, saya punya seorang teman yang selalu membuat saya merasa didengarkan saat saya bercerita. Setelah saya ingat-ingat, ternyata karena setiap berargumen, dia tak pernah serta merta menyanggah apa yang saya katakan, sekalipun ia tak setuju. Dia cenderung membuka kemungkinan pada pernyataan saya, baru kemudian menanggapi dengan argumen yang dia miliki. Saya pun jadi merasa tetap dihargai dan bisa menerima argumennya tanpa merasa ada hirarki soal siapa-yang-lebih-pintar/paham. Sekalipun saya yakin, dia pasti lebih paham haha.

Coba ingat-ingat, apakah 8 hal ini merupakan respon yang kita harapkan diberikan orang yang sedang mendengarkan kita?

note: tulisan ini dibuat sebagai cara dan pengingat saya untuk melakukan resolusi 2018

sumber: pinterest

0 comments:

Post a Comment

What do you think?