In Thought

Things I learned from "Tuesday With Morrie"

Ada banyak pemikiran baik yang bisa dipetik dari buku "Tuesday With Morrie", tapi ada satu-dua hal yang paling berkesan buat saya.

"Pertama, berhenti menyalahkan dan menyesali diri sendiri atas apa yang tidak kamu lakukan, kemudian maafkan dirimu.."

Banyak yang harusnya saya lakukan dulu tapi tidak saya 'tengok sama sekali', kemudian menyesal (klise).Tapi dengan bertindak tidak adil pada diri saya sekarang, akan membuat penyesalan baru pada diri saya di masa depan.

"Berubahlah, bahkan sampai kelak kamu tua dan mau meninggal dunia, kamu masih memiliki kesempatan untuk terus berubah.."

Masih bisa berubah, masih ada waktu, Alhamdulillah.


-Ulfa Sekar Langit

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

aku pesan satu kuburan dalam kepalamu

apa wangi kuburan dalam kepalamu?
mereka tenang atau menjadi hantu?
kamu ketakutan atau malah gemar melayat?

namanya kenangan

wanginya melati atau stroberi?

aku sudah minum obat tidur tadi sore
sudah menyetrika seprai serta membawa selimut baru
malam ini aku menginap dalam kepalamu
sudah kamu gali tanahnya?
dikuburan mana,kamu akan menidurkanku?

aku ingin menjadi hantu
lalu kamu gentar dan gemetar

aku ingin wangi stroberi.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

A smile and A ribbon

A smile is something special,
A ribbon is something rare,
So I'll be special and I'll be rare with a smile and a ribbon in my hair.
To be a girl they notice,


Takes more than a fancy dress,
So I'll be noticed because I'll dress with a smile and a ribbon in my tresses...
The bigger my toothy grin is, the smaller my troubles grow
The louder I say I'm happy, the more I believe it's so



So I'll have that extra something,
Because I know what to wear.
So I'll be special and I'll be rare.
I'll be something beyond compare.
I'll be noticed because I'll wear a smile and a ribbon in my hair

(Patience and Prudence)


cute song, right?

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Cikarang Sabtu Malam

1. 

Rumput pada taman tengah jalan tadi bercerita
ada pemuda yang sedang menipu dan pemudi yang senang ditipu
mengawang tentang pelaminan sambil membuang kulit kacang
mimpi diproyeksi pada sebatang jagung bakar

2.
Penjual jagung bakar masih kakek dan nenek yang sama
yang giginya tinggal dua dan hinggap di depan pasar
dalam ingatan mereka tidak pernah muda
selalu menjadi kakek dan nenek
yang senyumnya segetir abu hitam sisa bakaran jagung
yang terbawa angin

3.
Angin tidak meniupkan apa-apa malam ini
Ia panas dan dingin dalam sewaktu
Ia memaki pejalan kaki yang kebanyakan tertawa
Ia menyumpahi pengendara yang salah kaprah dengan klakson

4. 
Embun dipeluk plastik dan sisa-sisa batang rokok
berseragam oranye sibuk menuntaskan pagi-pagi
ribuan sampah dan serapah sisa semalam.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

kalimalang

matamu menggenang,
kenangan mana yg lupa mengembalikanmu pulang,
sayang?
apakah hamparan buah timun suri di sebrang lio
ataukah aroma kuat hair tonik pada ruang cukur?
berjalanlah terus
jika tidak ingin pulang,
sayang.

Read More

Share Tweet Pin It +1

2 Comments

In Poems

saya tidak suka kita saling suka : jemu

saya tidak suka bunyi huruf-huruf yang saya ketik
tik tik pelan
dihapus cepat olehmu 
menjadi tiktiktik 
tanpa jeda.

saya tidak suka bunyi jeda yang kamu letakan begitu lama
karena tidak saya kenali
karena tidak berbunyi
jemu.

kamu tidak suka bunyi saya menganggu jedamu
kamu inginkan jedamu tetap ada
kamu beri makan, kamu pelihara sampai dewasa
tingginya menjadi jarak antara kata pertama kita dan titik penutup
jemu.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Selamat Tinggal

katamu 
jangan memberikan selamat sambil meninggalkan

ketimbang
tetap tinggal tapi tidak selamat

atau 
apa?

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

kota sedang mendung

jangan menghapus kami

tulisan-tulisan lama atau baru berderit-derit
menarik perhatian
mereka seketika menjadi cerewet saat kota mendung begini

memang saat sedang mendung 
saya suka menghapus mereka, mereka bau dan kotor
mungkin karena pikiran saya sedang busuk saat menulisnya
lalu saat saya waras, saya jijik
saya ingin menghapus mereka, sebagian atau semua

tapi mereka berdecit-decit, bawel benar!
ingin saya hajar dengan rotan yang biasa dipakai ayah meng(h)ajar saya dulu
kalau sudah saya gertak
mereka menciut
bersembunyi pada koma atau titik atau bahkan spasi
nyali mereka sebesar kelingking saja

tapi lalu saya kehilangan mereka
hingga tinggal koma atau titik atau hanya spasi
sisanya ruang ruang kosong yang dulu ditinggali

Mungkin mereka bosan jika setiap kota mendung
saya hapusi saya sesali

hati saya yang kecil menciut
hati saya lebih kecil dari kelingking.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

mamak masih menunggu?

mamak saya menunggu
di dalam kabel telepon dia ketiduran
kamu mengganggu
tapi tetap saya utamakan

begitulah kalau bodoh, bodohnya kebangetan

mamak bertanya
masih ingat tidak potongan coklat yang keluar dari astor kiloan
menempel pada ujung plastik karungan
kamu jilat-jilat?
saya ingat 
tapi ferrero rochermu menggiurkan

begitulah kalau bodoh, bodohnya kebangetan

mamak saya mengaku-ngaku linu
memaksa saya bertemu
tapi kamu mengaku-ngaku cinta
saya bilang, mak nanti dulu

memang bodoh,

mamak saya menunggu
di dalam pesan-pesan singkat dia bersedekap





Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

kapan pulang?

Ia merindukanmu,
terlebih-lebih dahimu
Ingin ia ciumi lama
lama sekalii

tapi kamu sedang pergi jauh
jauh sekalii

mungkin hidupmu sedang baik
baik sekalii

kata sajadah subuh tadi.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

yang paling dekat

aku cemburu

bahkan dari urat nadi ia lebih dekat
terselungkup diranjangmu 
mengapa begitu akrab?

pada kematian yang sejengkal napasmu
aku cemburu.




Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

'Miskin'

Ibu saya lapar

gemerincing gelang-gelang berbenturan
tangannya bergoyang sedikit, bunyinya berisik

Ibu saya kepingin nasi

jemarinya keriput cincinnya mengerut
berapa troy?

ibu tidak ada uang nak

tapi emas-emas berdenting dari leher terantuk dada


Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

sekali dalam sebulan

anak kecil
beraroma sabun anti bakteri
bedak cemong dari dahi hingga pipi
bajunya berenda, rambutnya berpita
renda murah, pita murah
berlari
menunggui pada pinggir jalan
menunggui bunyi motor yang paling dihapal
katanya sebulan sekali
hari itu hari sekalinya dalam sebulan
langit telah gelap
birunya biru yang dalam
anak kecil
senyumnya belum hilang
dadanya masih berdebar
menunggui bunyi motor yang paling dihapal
menunggui ayahnya pulang
dari sisian jalan.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

kita hanya korban.

Dear dy,

Kita tidak dilahirkan untuk saling membenci. Meskipun saat kecil dulu kita saling mendorong untuk sebuah perhatian, saling membuat menangis untuk memenangkan ego anak kecil, tapi saya tahu hanya kamu yang pernah mau menyembunyikan saya di kolong tempat tidur untuk mencegah saya pulang. Dy, kita tidak diciptakan untuk saling membenci. Tapi disinilah kita sekarang, untuk saling menoleh kita bahkan merasa perlu saling menyumpahi dulu, meski topeng kita sama-sama tebal hingga tidak ada yang dapat tahu.

Dy, masih ingatkah saat dulu kita memperagakan orang dewasa? bahkan dengan konyol kamu peragakan seorang suami, ayah, sementara saya menjadi istri, ibu. Dulu di salah satu kamar di masa lalu, kita kunci dari dalam, suaramu diberat-beratkan. Dy, semuanya jadi memalukan jika diingat-ingat lagi kini, dan menjadi memilukan jika melihat keadaan kita sekarang. 
Dy, kamu selalu menjadi orang pertama yang saya cari ketika 'pulang', kita bisa bermain sampai malam, sampai harus dipisahkan orang tua kita, orang tua saya yang dulu kamu anggap orang tuamu juga.

Kamu telah beranjak dewasa kini, begitu pula saya yang memang lebih tua beberapa tahun darimu. Tapi kini kita jauh lebih konyol. kita saling membenci.
Dy, tahukah saya selalu ingin menjadikanmu seorang adik.
tapi katamu, mereka bilang : 'teh, kita berdua diciptakan untuk saling membenci'. 
padahal,kamu bahkan masih memanggil saya dengan sebutan 'teteh'.



Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments