In Memories

Keresahan-Keresahan Minggu Ini

1. Percakapan di Meja Makan

Ibu itu terus saja mendoakan agar tidak ada yang pergi seolah memang ada yang akan pergi. Ia ucapkan berkali-kali di depan gadis yang seolah akan ditinggalkan. Doa-doa yang digumamkan sembari menyetrika pakaian, katanya, memberi gambaran empati yang dalam, sayang, ketika terlalu sering diungkapkan empati berganti wajah. 

"Saya berpikir jauh, saya takut, kalian masih sangat muda, saya berdoa terus menerus semoga dia tidak diambil". 

Mengapa harus berpikir sampai kesana dan sampai mengungkapkannya segala. Bibir gadis sudah pegal ditarik ke atas terus-menerus. Ia ingin Ibu itu segera pulang dan membawa wajah empatinya jauh-jauh. Nyatanya Ibu itu tidak datang lagi esok harinya (atau mungkin datang tapi gadis tidak tahu). 

Sakit adalah pengingat kematian yang paling dekat. Kematian terdengar jahat dan menyedihkan. Tapi ternyata ada hal lain yang lebih mengerikan, yang selalu diusir seperti debu di atas tempat tidur : Kehilangan.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

You and yours

Kalian adalah sahabat yang saling berkasih, tapi enggan disebut kekasih
Kalian adalah jenuh yang saling memaklumi
Kalian adalah biru dan merah muda pada senja yang oranye
Kalian adalah kapital dan titik yang selalu berhimpit
Kalian adalah penulis dan pembaca yang saling setia
Kalian adalah pelajar dan guru yang senantiasa bergiliran
Kalian adalah air yang sama dari haru dan pilu
Kalian adalah raga dan ruh yang menghidupi
Kalian adalah tawa yang berupa-rupa.


Kalian adalah sepasang tua yang saling mengusap uap dari teh tawar panas yang mengepul
Kalian adalah sepasang tua yang mengisahkan kebenaran dari segala kebetulan
Kalian adalah sepasang tua yang merajut koran di beranda

Kalian adalah sepasang.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Episode Mimpi

Ruh menculikmu malam ini
menyekapmu dalam selimut
Seumpama uap beraroma pekat,
tetap tidak tertangkap.

Endapan seperti ampas yang tidak bisa diapa-apakan selain dibuang
agar penampungnya bisa dicuci bersih tak berbekas. 

ingatan menguning
mengerak memberi linu

Jasad dipasung waktu, 
tidak ke lalu tidak pula mau melaju


6/17/2014 8.58 PM~ Satu tahun sudah lama genap.

“Dreams are the royal road to the unconscious.” 
 Sigmund FreudThe Interpretation of Dreams

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Kontra.

Suara adalah lengking
persembunyian dan penemuan
sementara tahu hanyalah bencana baru,
Diam mengulitimu sampai botak.

Dendam seperti endapan garam berkarat
padanya cinta menyelinap.

Cinta serupa pengemis yang mengetuk pintu rumah mencari perhatian,
kunci kamu putar dari dalam.

Hati adalah lapang dan sempit
keduanya berjejalan meminta bagian.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

Surat untuk Teman Kesayangan

Untuk teman kesayangan.

Jangan sampai rutinitas membuatmu lupa untuk hidup
hidup membuatmu lupa menjadi manusia
manusia-manusia lain membuatmu lupa menjadi dirimu
dirimu enggan menjadi dirimu.

Idealnya kita tidak perlu menawan diri dengan topeng lain
tidak perlu peci untuk terlihat seperti pak haji
tidak perlu takut merasa sok suci jika ingin mengaji

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Thought

Mari Berkenalan! *bukanmodus*

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selagi tidak lembur *pencitraan-agar-terkesan-wanita-karir* dan tidak ada jadwal yoga *pencitraan-agar-terkesan-wanita-sporty*, Saya ingin mengulas kelas pertama dari Kelas Menulis dan Berpikir Kreatif oleh Ayu Utami minggu lalu. Saya tidak berniat membahas semua materi minggu lalu, karena saya malas  Tapi ada satu hal yang menjadi perhatian saya. 

Begini, pada hampir semua jenis kegiatan, selain diawali doa, pasti diawali oleh sesi perkenalan pada pertemuan pertama kali. Selama ini esensi perkenalan bagi saya hanyalah untuk saling mengetahui nama agar memudahkan ketika ingin saling memanggil dan melakukan percakapan lanjutan. Tapi toh biasanya saya hanya hafal beberapa nama, dan kemudian akan bertanya kembali pada yang bersangkutan.  Lucunya, pada kelas pertama kemarin, Perkenalan justru dijadikan satu materi sendiri. Kita mempelajari perkenalan diantara para peserta.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Thought

Rumah Tangga

Mengapa Rumah Tangga?

Katanya, filosofinya begini :
Rumah adalah bentuk analogi dari keluarga, yang sama halnya dengan Rumah secara harfiah, harus dibangun, dengan fondasi yang kuat, dengan tahu apa yang perlu disiapkan dan diprioritaskan agar rumah menjadi kokoh, menjadi tempat nyaman untuk berpulang.

Kemudian Tangga, harapannya bersama keluarga dapat menaiki tangga-tangga kehidupan *hasek* , menjadi lebih baik.
Maka begitulah sebutannya : Rumah Tangga.

Tapi mungkin mereka lupa, dengan Tangga kita pun bisa berjalan turun.

Turun bersama-sama maupun sama-sama turun.

hahaha.
Bukan, saya tidak sedang berapatis dengan urusan Rumah Tangga.

(karna saya lebih suka membiarkan orang terjun bebas ketimbang menyeret-nyeret orang yang tidak tahu cara tinggal untuk naik ke atas, dengan menggunakan tangga saya)

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Poems

Reuni

Mohon maaf jika saya datang terlambat

Jubah pesanan belum juga genap
penjahitnya tersilap antara menyematkan Wibawa dengan Jemawa
pengait dari gundukan tawa belum terpasang
tanpanya saya telanjang
ketelanjangan akan membuat teman-teman buncah
mengumpat atau kunjung mengarsipnya ke dalam laci memori.

ada yang masih gemar memandangi Bintang
ada saja yang sudah menjadi Bintang

Beruntung jubah saya melindungi dari komet komat-kamit bintang kecil.

tapi heran teman-teman masih mengenali saya
      yang silamnya diwartakan dengan kecewa

      Cermin! saya butuh berkaca!

      mereka sedang menatap siapa dalam saya?
      mengapa melenggut padahal saya diam saja.
      apa yang kepalang dimaklumi?

Oalah, topeng pahatan tertinggal di rumah.
pastilah minyak di pori-pori wajah saya.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Memories

Dari Toa Masjid Ke Dalam Rumah Kami

         Pernah tidak saat sedang ingin melaksanakan ibadah (apapun itu), konsentrasi bunyar oleh bunyi televisi yang dinyalakan adik dengan volume tinggi atau obrolan teman satu kos yang seringnya ingar. Apakah lantaran suasana yang tidak kondusif atau imannya yang kurang handal? Saya pribadi yang mungkin masuk ke kategori kedua, akan mudah terdistraksi jika ada kebisingan saat beribadah sekalipun. Tapi mudahnya, jika kebisingan yang terjadi disebabkan oleh hal-hal  yang saya sebut barusan, saya bisa saja menegur lalu mereka paham dan memberi sunyi sebentar untuk saya selesaikan ibadah.

           Kemudian pertanyaannya, bagaimana kalau kebisingan berasal dari rumah suci, rumah Tuhan, yang diniatkan dengan baik (entah untuk menyeru pada kebaikan atau apa).Di Daerah tempat saya tinggal, Masjid yang letaknya beberapa blok dari rumah, sering menggunakan pengeras suara untuk menyiarkan apa saja, mulai dari pengumuman penting sampai kegiatan mengaji / ceramah ibu-ibu bahkan anak-anak sekalipun. Hemat saya, kalau judulnya jadi menganggu, niat baiknya sulit tercapai. 

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments