In Thought

Distraksi Vs Atensi: Seberapa Sering Kamu Menganggap Dirimu Penting?



Beberapa waktu lalu saya ikut kelas Daily Mindfullness oleh Ivandeva Wing, seorang life couch yang humble banget. Dari sana ada beberapa hal menarik yang ingin saya bagikan sekaligus sebagai catatan pengingat.

Distraksi, bukanlah kata yang asing buatmu, kan? Ivandeva membedakan distraksi dan atensi berdasarkan kesadaran diri. Singkatnya, distraksi adalah tindakan yang dilakukan tanpa kesadaran diri utuh. Misalnya, kamu yang asyik scrolling feeds Instagram tanpa punya tujuan yang jelas. Sebaliknya, atensi adalah tindakan yang dilakukan dengan tujuan jelas dan kesadaran penuh. Kamu yang "menyengajakan diri" melakukan hal tersebut. 

Kamu pun mungkin sudah sering dengar, bahwa energi yang kamu punya terbatas. Jadi, kalau energimu telah habis untuk hal-hal yang mendistraksimu dan bukan hal yang seharusnya menjadi atensimu, maka siap-siaplah kehabisan energi untuk hal yang kamu sesali nantinya. 

Sadar dan tidak sadar, sengaja dan tidak sengaja, dua hal ini sama-sama dibedakan oleh definisi penting dan tidak penting.

Jadi, sebelum melepas diri dari jeratan distraksi, pahami dulu apa yang penting untukmu (dan apa yang tidak).

Jika kamu belum mengetahui apa yang penting dan tidak penting, artinya kamu belum mengetahui dirimu dengan baik. Coba tanyakan beberapa hal pada dirimu sendiri misalnya, apakah mengikuti tren penting buatmu?

Contoh sederhananya, jika kamu diajak pergi oleh teman kantor dan kamu sebetulnya tak ingin pergi, tapi kamu merasa tidak enak jika menolak dan lain sebagainya hingga kamu pun tetap pergi. Bisa jadi artinya, penerimaan orang lain lebih penting buatmu daripada dirimu sendiri. Karena jika kamu merasa dirimu penting, kamu akan memprioritaskan tubuh dan pikiranmu untuk beristirahat alih-alih memaksakan diri pergi ke tempat/bersama orang yang tak kamu suka.

Selanjutnya, ingatlah hal ini: tiap detik yang kamu lalui tidak akan terulang kembali



Saat kamu menghabiskan waktu untuk hal yang sebenarnya tak kamu perlukan, tanpa sadar kamu telah mengabaikan hal yang sebetulnya kamu perlukan. Sayangnya, tiap detik yang telah terjadi tak bisa terulang lagi. 

Kabar baiknya, dengan pemahaman seperti itu, kamu akan menyadari bahwa tiap detik yang terjadi sangatlah berharga. Tiap detik mulai dari kamu bangun tidur hingga kamu tidur kembali. Tiap hari yang kamu dapatkan adalah hadiah. Kamu yang mengawali dan menjalani hari dengan setengah-tengah perlu berpikir ulang. Karena hadiah tak selamanya kamu dapatkan. 

Maka, tiap detik yang kamu jalani, alami dan syukuri

Amati dengan seluruh panca inderamu: lihat, rasakan, raba, dengar. Coba amati bagaimana tubuh, perasaan, dan pikiranmu bereaksi. Dengan begitu, kamu akan menemukan sesuatu yang penting dan kamu butuhkan. 

Alami, syukuri.

Tabik!



sumber gambar: NPR



0 comments:

Post a Comment

What do you think?